Barack Obama mendesak Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mendorong
perundingan damai terkait konflik di Krimea. Putin sebaliknya mewanti-wanti
agar penguasa Washington tidak membebani hubungan dengan Rusia
Russland Präsident
Wladimir Putin mit Telefon
Setidaknya kedua kepala negara masih berbicara satu sama
lain. Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Amerika Serikat Barack Obama
berbicara selama satu jam mengenai situasi di Ukraina, Kamis (6/3) malam.
Kendati begitu belum ada kesepakatan apapun antara kedua pihak.
Namun begitu Putin dan Obama menekankan pentingnya hubungan
baik antara Rusia dan Amerika Serikat. Pertalian antara dua negara "sangat
penting untuk stabilitas dan keamanan internasional" dan sebab itu tidak
boleh terbebani oleh krisis di Ukraina, kata Putin kepada kantor berita Itar-Tass.
Putin menekankan, pemerintahan baru Ukraina di bawah Arseniy
Yatsenyuk dipilih tanpa melalui mekanisme konstitusional.
Deeskalasi Konflik Bergantung pada Rusia
Menurut Gedung Putih, dalam pembicaraan tersebut Obama
membela keputusannya menerapkan sanksi kepada mereka yang dituding terlibat
mengancam keutuhan teritorial Ukraina. Selain larangan masuk ke Amerika
Serikat, Washington juga menerapkan pembekuan rekening.
"Presiden Obama menegaskan masih ada jalan untuk
meredakan situasi di Ukraina melalui jalan diplomatis," tulis Gedung
Putih. Obama disebut menawarkan peta jalan damai. Putin menurutnya harus
menarik militer Rusia dari semenanjung Krimea dan mengizinkan pemantau asing
masuk ke kawasan konflik.
Percakapan kedua kepala negara adalah untuk yang kedua
kalinya dalam enam hari. Menurut Kremlin, Putin dan Obama sepakat, bahwa kedua
Menteri Luar Negeri, Sergey Lavrov dan John Kerry harus tetap berhubungan satu
sama lain selama mengawal konflik di Ukraina.
Sanksi Uni Eropa
Sementara itu Uni Eropa sedang mempersiapkan sanksi baru
untuk Rusia. Kepala negara dan pemerintahan dari ke-27 negara anggota
menyepakati tiga butir sanksi. Langkah pertama Brussels akan membekukan
perundingan kelonggaran visa antara zona Schengen dan Federasi Rusia.
Jika Moskow masih bersikeras menolak perundingan damai di
Ukraina, Uni Eropa mengancam akan menerapkan larangan masuk, pembekuan rekening
dan embargo ekonomi, kata Herman Van Rompuy, Presiden Dewan Eropa. Brussels
mengharapkan Russia akan mengawali dialog damai Ukraina "dalam beberapa
hari ke depan."
Eropa juga mengecam rencana referendum di semenanjung
Krimea. Penduduk setempat direncanakan akan memutuskan akan bergabung ke Rusia
atau menetap di Ukraina, 16 Maret mendatang. Referendum itu "melanggar
konstitusi", seperti tertulis dalam pernyataan bersama Uni Eropa. Senada
dengan pernyataan Perdana Menteri Arseniy Yatsenyuk, bahwa "Krimea adalah
bagian tak terpisahkan Ukraina."
0 Comments