Menperin MS Hidayat mengatakan industri dirgantara yang
memproduksi pesawat terbang akan terus dikembangkan dan dilindungi agar
Indonesia mampu memenuhi kebutuhan pesawat kecil untuk menghubungkan
wilayah-wilayah yang sulit dijangkau melalui darat dan laut.
"Kami sangat mendukung industri dirgantara karena
pengembangan industri tersebut akan menumbuhkan ratusan bahkan ribuan industri
lainnya," ujarnya di sela-sela kunjungan kerja ke PT Dirgantara Indonesia,
di Bandung, Jawa Barat, Jumat.
Menurut dia, kebutuhan pesawat di Indonesia sangat besar
untuk menghubungkan berbagai daerah. Pemerintah pusat bersama PT Dirgantara
Indonesia (PT DI) dan pemerintah daerah telah mendiskusikan spesifikasi
kebutuhan pesawat yang bisa menghubungi daerah-daerah terpencil.
Oleh karena itu, katanya, pemerintah mendukung proyek
pengembangan pesawat N219 berkapasitas 19 orang oleh PT DI, karena sesuai
dengan kebutuhan di dalam negeri.
"Pesawat diperkirakan sudah bisa memenuhi komponen
lokal 40 persen dan akan terus ditingkatkan menjadi 60 persen," katanya.
Hidayat berjanji bila komponen lokal pesawat itu sudah
mencapai 60 persen, maka akan dilindungi dari persaingan dengan produksi
sejenis buatan asing yang lokal kontennya rendah.
Selain Kemenperin, pemerintah melalui Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional (Bappenas) juga mendukung lewat suntikan dana sebesar
Rp400 miliar untuk melakukan riset dan pengembangan (R&D) pesawat N219.
PT DI akan bekerja sama dengan LAPAN (Lembaga Penerbangan
dan Antariksa Nasional) untuk riset dan pengembangan N129 sebanyak empat
prototipe pesawat yang akan diujicoba.
"Tahun ini, kami menganggarkan bantuan riset melalu
LAPAN sebanyak Rp310 miliar tahun ini dan Rp90 miliar tahun depan," kata
Menteri PPN/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana yang juga berkunjung ke PT DI.
VP Marketing PT DI, Arie Wibowo, mengatakan pihaknya membutuhkan
dana riset dan pengembangan N219 sekitar Rp500 miliar. "Sisanya akan kami
ambil dari hasil penjualan kami," katanya.
Selama ini BUMN strategis tersebut telah memproduksi dan
memasarkan pesawat CN235, di samping helikopter, dan NC212, serta sejumlah komponen
pesawat yang nilai ekspornya mencapai 25-30 juta dolar AS/tahun.
Sementara itu, Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi
Tinggi (IUBTT) Kemenperin Budi Darmadi mengatakan industri pesawat terbang akan
menumbuhkan ratusan industri komponen.
"Saat ini ada sekitar 40-50 industri komponen yang
berpotensi mampu mendukung pengembangan pesawat tersebut," katanya.
0 Comments