Manila - Filipina berencana memberi Amerika Serikat (AS) dan Jepang
akses lebih besar ke pangkalan militernya, menyusul upaya mereka menentang
"peningkatan ancaman keamanan dari China".
"Pemerintah
Filipina berencana merancang undang-undang yang memungkinkan AS menghabiskan
banyak waktu di pangkalan militer Filipina. Hal ini juga akan ditawarkan kepada
militer Jepang," kata Menteri Pertahanan Filipina, Voltaire Gazmin, di
Manila, Kamis.
Apabila ada
kesepakatan pemberian akses, lanjut Gazmin, maka akan ada peralatan datang dari
AS. Demikian disampaikannya dalam sebuah konferensi pers bersama Menteri
Pertahanan Jepang, Itsunori Onodera, yang berkunjung ke Filipina.
"Sejauh
Jepang menginginkannya, kami menyambut negara lain -- terutama Jepang,
mengingat mereka mitra strategis -- untuk diselaraskan dengan protokol yang
ada," ujarnya menambahkan.
Gazmin
memberikan pernyataan yang mengindikasikan Filipina berkeinginan untuk
meningkatkan intensitas latihan militer bersama yang biasanya dilakukan kedua
negara. Demikian diberitakan AFP.
Meski
demikian, Guzmin menekankan bahwa rencana tersebut tidak bertujuan menyiapkan
sebuah pangkalan militer permanen baru bagi kehadiran AS di Filipina.
AS memiliki
puluhan ribu pasukan yang ditempatkan di Filipina, di Pangkalan Militer Udara
Clark dan Pangkalan Militer Laut Subic di utara Manila, hingga awal tahun
1990-an.
Kemudian,
mantan pemerintah kolonial di Filipina itu dipaksa untuk meninggalkan pangkalan
militer tersebut, di tengah sentimen anti-AS dan perseteruan soal uang sewa.
Konstitusi Filipina saat ini melarang pendirian pangkalan militer permanen bagi
pihak asing.
Kembali ke
rencana Filipina, Presiden Benigno Aquino telah memberikan pernyataan resmi
bahwa Filipina akan menambah kehadiran militer AS, di tengah ketegangan dengan
China terkait sengketa wilayah di Laut China Selatan.
0 Comments