New York : Konflik
memperebutkan wilayah Sabah antara pemerintah Malaysia dan Kesultanan Sulu
Filipina tengah memanas. Kedua pihak masih bersikeras mengklaim Sabah adalah
wilayahnya.
Sekjen PBB Ban Ki-moon turun
tangan atas masalah ini. Ban Ki-moon meminta kedua pihak agar menghentikan
ketegangan dan memulai dialog perdamaian.
"Sekjen PBB terus
memantau perkembangan konflik ini. Ia meminta agar konflik dihentikan dan
berdialog secara damai," kata juru bicara Ban, seperti dilansir situs
resmi PBB, Un.org, Kamis (7/3/2013).
Dijelaskan juru bicara
tersebut, Ban Ki-moon juga mempertimbangkan dampak konflik terhadap penduduk
setempat, seperti terjadinya pengungsian darurat. "Ia (Ban) mendesak semua
pihak untuk damai," tutur juru bicara.
Konflik meletup di Sabah pada
12 Februari 2013 lalu. Saat itu, sekitar 200 orang Filipina mengaku atas
perintah Sultan Jamalul Kiram III menyeberang ke Sabah dari Mindanao
menggunakan kapal.
Mereka menduduki Desa Tanduo
di Lahad Datu. Dengan dalih sebagai ahli waris Sultan Sulu, orang-orang itu
bersikukuh, Sabah milik leluhur mereka.
Hingga kini, setidaknya
jumlah korban terhitung sebanyak 29 orang. 20 Orang di antaranya berasal dari
kubu pasukan Sulu. 9 Orang lainnya merupakan polisi Malaysia
Liputan 6
0 Comments