Banyak orang Indonesia yang
kebingungan dalam memahami konflik sabah, hal tersebut terjadi dikarenakan
karena kurangnya perhatian kita akan wilayah timur dan utara Kalimantan dimana
konflik selama ini berlangsung. Tentu saja sangat nihil catatan sejarah yang
diinformasikan melalui buku-buku pelajaran sekolah mengenai wilayah ini,
wilayah yang sunyi dan jauh dari perhatian kita sampai saat ini.
Banyak yang terkejut dan
bertanya-tanya, sebuah misal ada saja yang langsung menyamakan antara
kesultanan sulu dengan Kerato Solo di Jawa, mereka juga tidak tahu dimana letak
kesultanan Sulu karena peta besar Indonesia yang biasanya kita dapati di
buku-buku pelajaran tidak menyertakan kepulaan kecil diatas perbatasan kita di
utara Kalimantan tersebut, meski berbatasan langsung dengan kepulauan itu,
banyak yang tidak tahu bahwa kesultanan sulu merupakan salah satu kesultanan
Islam paling tua di Nusantara dan masih tetap eksis sampai saat ini. Letaknya yang
jauh di utara dan selama dua abad terakhir terputus hubungan dagang dan politik
dengan kepulauan Nusantara dibawahnya, selain itu adanya perbedaan dominasi
politik kolonial yang berbeda menyebabkan perhatian kita hampir tidak pernah
kita arahkan ke kesultanan ini.
Kritik harus kita arahkan
kepada buku-buku pelajaran sejarah di Indonesia agar sudah saatnya memberikan
paparan yang lebih konfreheinsep terhadap sejarah Nusantara agar wawasan
nusantara kita tidak hanya terpaku dalam garis-garis besar yang kaku. Lihat
saja betapa pentingnya pengetahuan akan peta sangat membantu dalam wawasannya
kita.
Hal yang paling sering kita
dengar di media tentang Filipina selatan hanya lah tentang para pemberontak
pembebasan moro dan kelompok Abu sayyap yang melawan Filipina serta beberapa
pentolan Teroris Indonesia yang melarikan diri atau berlatih militer di wilayah
ini. Banyak orang hanya mengingat pulau besar mindanau sebagai basis mereka.
Perbedaan tata negara
masing-masing Negara di wilayah Asia tenggara ini juga agak rumit dan unik dan
jauh berbeda dengan konsep bernegara kita. Banyak orang Indonesia kebingungan
dengan tentara kerajaan sulu, siapa kah mereka, jika mereka bagian dari
Filipina kenapa mereka mempunyai tentara dan persenjataan sendiri, mengapa
mereka bisa menyerang sabah yang menjadi Negara bagian Malaysia, dimana posisi
Filipina, hal-hal ini seperti ini lah yang sangat membingungkan banyak orang.
Kerajaan sulu terletak
diantara pulau Kalimantan dan kepulauan Filipina, tepatnya diantara sabah dan
pulau besar Mindanau, ada berjejer ratusan kepulauan, ada tiga pulau utama
disana, pulau basilian paling utara , jolo (sulu) ditengah-tengah dan tawi-tawi
paling barat. di pulau jolo (sulu) lah pusat utama kesultanan sulu. Disinilah
sebenarnya pusat perlawan para pemberontak Muslim Filipina. Bangsa Filipina
sendiri dalam beberapa tulisan yang saya baca dimasukkan kedalam bangsa melayu.
Secara fisik kita tidak ada perbedaan, secara bahasa meski agak berbeda tapi
tidak terlalu jauh.
Filipina sendiri merupakan
bagian dari kepulauan Nusantara dan sedari dahulu menjadi bagian penting dari
perdagangan dan politik Nusantara, sebuah prasasti beraksara kawi Jawa kuno
pernah ditemukan di dekat Manila. Kepulauan sulu dan Filipina sendiri pernah di
kuasai majapahit.
Menurut Wikipedia, kerajaan
sulu merupakan salah satu kesultanan paling tua di Nusantara dan tetap eksis
hingga saat ini, orang Sulu biasanya menyebut diri mereka dengan tausug, asal
usul orang sulu sendiri merupakan gabungan beberapa suku bangsa, yaitu pertama
suku Buranun yang dipercaya pertama kali mendiami wilayah kepulauan sulu ,
mereka berasal dari Sub etnik dayak di sabah, kemudian yang kedua sukuTagimaha
yang berasal dari pulau besar mindanau, yang ketiga adlaah orang-orang dari
Champa melayu dari Vietnam, yang keempat orang Baklaya yang berasal dari pulau
Sulawesi, dan kelima orang suku Banjar yang berasal dari wilayah selatan
Kalimantan. Orang banjar sendiri diperkirakan datang untuk berdagang
dikepulauan sulu dan melebur menjadi orang-orang sulu. Kepulauan sulu hingga
hari masih di kenal sebagai Banjar Kulan atau little banjar atau banjar kecil di
karenakan banyak dari mereka keturunan orang banjar. Orang banjar sendiri
sampai saat ini masih bisa kita temui di beberapa wilayah di sabah yang sudah
ratusan tahun menempati daerah itu.
Pertama kali wilayah ini
diislam kan oleh seorang ulama Arab bernama Syarif karim Makdum pada tahun 1380
M, kemudian seorang ulama dari Minangkabau Sumatera barat yang bernama Raja
bagindo datang meneruskan pengislaman pada tahun 1390 M, dan sekitar tahun
seorang Arab dari Johor Malaysia yang bernama Syarif Hasyim Sayyid Abu Bakar
datang dan menikah dengan putrid raja bagindo. Setelah kematian Raja Bagindo
Syarif Abu bakar pada tahun 1457 mendirikan sebuah kesultanan sulu.
Ada tiga kesultanan yang
diperintah oleh para Syarif (keturunan Nabi Muhammad) di wilayah utara Kalimantan
dan selatan Filipina, yaitu kesultanan brunei, kesultanan mindanau yang
didirikan oleh Syarif Kebungsuan dari johor malaysia, dan kesultanan Sulu.
Kepulauan Sulu terletak di
jalur strategis, dari jalur mereka lah rempah-rempah dari Maluku di bawa ke
china, dan dari China di bawa ke Barat melalui Jalur Sutra.
Yang perlu kita ketahui
terlebih dahulu disini adalah bahwa wilayah Filipina selatan merupakan salah
satu wilayah di dunia dimana senjata api bebas di gunakan dan tidak dapat
dikontrol oleh pemerintah Filipina. Beberapa kelompok bersenjata tetap eksis
sehingga hari ini, baik sebagai pasukan pemberontak kepada Negara Filipina
sendiri maupun kelompok bersenjata yang dimiliki oleh orang-orang tertentu
saja. Sudah lumrah jika seorang tokoh baik tokoh politik atau tokoh masyarakat
atau seorang yang kaya raya mempunyai pasukan bersenjatanya sendiri. Dua atau
tiga tahun yang lalu televise Al-jazerra berbahasa inggris pernah menayangkan
liputan dokumentasi khusus tentang hal ini.
Dari hal diatas maka akan
kita pahami bahwa kesultanan Sulu yang masih berpengaruh hingga saat ini di
Filipina selatan mempunyai banyak penduduk yang mempunyai senjata serta
mempunyai keterampilan militer karena aktivitas mereka sebagai pemberontak
kepada Filipina masih berlangsung sampai saat ini. Nah merekah kelompok
bersenjata yang kemudian menyeberang ke Sabah dan mengaku sebagai tentara
kerajaan sulu.
Sabah selama sekian lama
merupakan wilayah yang damai dan penuh kemakmuran, wilayah yang selama ini juga
menjadi tempat berlindung dan mencari nafkah banyak orang Indonesia dan juga
orang Filipina sendiri.
Sejarah yang kuat dan Posisi
unik
Penyerangan pasukan Sulu ke
Sabah seolah tanpa pernah di duga sebelumnya, seperti berlangsung tiba-tiba,
dan langsung saja menggemparkan seluruh regional. Namun sebenarnya permasalahan
dan tuntutan sabah bukan lah hal baru, hal ini telah lama menjadi masalah
hubungan Malysia dan Filipina sejak Malaysia berdiri, ketika Indonesia
berkronfrontasi dengan Malaysia, Filipina bahkan sempat ingin ikut campur
terhadap sabah, Namun menlihat Inggris dan Negara persemakmuran di Kawasan
mendukung Malaysia maka Niat tersebut di urungkan.
Kesultanan Sulu sesungguhnya
telah Runtuh kekuasaannya seratus tahun yang lalu ketika Amerika serikat mulai
mengambil alih Kekuasaan dan kemudian dimasukkan kedalam bagian Filipina. Hal
yang serupa banyak terjadi di beberapa Kesultanan lain di Nusantara ini. Saat
ini ada sembilan orang yang mengaku sebagai sultan Sulu.
Posisi kerajaan sulu sangat
strategis, kuat dan unik dalam permasalahan ini. North boerneo atau Sabah
merupakan wilayah mereka pada saat masa-masa colonial yang disewakan kepada
sebuah Inggris, sehingga legitimasi mereka terasa sangat kuat apalagi dalam hati
sanubari suku tausug atau orang-orang sulu. Tidak mengherankan jika banyak
orang-orang sulu yang telah lama tingga di sabah mendukung gerakan dari
kesultanan sulu ini.
Malaysia sebenarnya sangat
berperan penting dalam konflik di Filipina selatan, sebagai sesama muslim,
Malaysia merasa mempunyai kewajiban moral untuk membantu penduduk Filipina
selatan yang mayoritas muslim. Malaysia sering sekali menjadi mediator antara
pemberontak dan pemerintah Filipina untuk bisa mencapai kesepakatan damai,
terakhir terjadi kesepatakan antara pemerintah pemberontak di mindanau dengan
pemerintah Filipina berkat mediasi Malaysia. Sayangnya pihak kesultanan Sulu
yang mash sangat berpengaruh malah tidak di ikutkan. Tidak diikut sertakannya
kesultanan sulu disinyalir juga salah satu pemicu konfilk sabah ini. Pihak
kesultanan sulu menganggap ada kesepakatan antara pemerintah Malaysia dan
Filipina untuk tidak menuntut sabah sebagai bagian dari Negara Filipina.
Kesultanan Sulu sendiri
dengan lantang menantang pemerintah Filipina datang kepada mereka untuk
membicarakan masalah sabah serta menuntu pemerintah Filipina untuk mendukung
mereka, kesultanan Sulu malah melihat kecil pemerintah Malaysia. Hal ini tampak
membingungkan bagi sebagian orang apa yang sebenarnya terjadi.
Kesultanan sulu sebenarnya
sedang bermain cantik dengan mengajak pemerintah Filipina untuk turun tangan
membantu mereka mengklaim Sabah sebagai bagian dari kesultanan Sulu yang
otomatis akan menjadi bagian Dari Negara Filipina juga. Malaysia sendiri seolah
sangat terpojokan dengan klaim kesultanan sulu ini. Dan menjadikan mereka
bertindak sangat keras dan tanpa krompomi, permintaan genjatan senjatapun
ditolak mentah-mentah.
Orang-orang tausug atau suluk
dikenal dengan karakter mereka yang keras, berhati besi dan pantang menyerah,
mereka berbangga diri sebagai sebuah bangsa yang tidak pernah di taklukan oleh
para penjajah. Cerita-cerita mereka dapat kita temukan dalam berbagai blog dan
web yang bisa telusuri di Google, sebagian besar berbahasa melayu.
Tentu saja cerita-cerita
tentang suku bangsa tausug yang penuh kegemilangan itu juga sangat
berlebih-lebihan, seperti bahwa bangsa tausug lah mantan penguasa Nusantara
ini, dengan mengatakan bahwa banyak tempat di Nusantara ini merupakan berasal
dari keturunan mereka. menurut saya hal itu hanya sebagai sebuah pembangkit
semangat saja. Orang-orang sulu tidak lah jauh berbeda dengan suku-suku besar
lain di Nusantara, hanya saja mereka mendapati musuh penjajah yang berbeda
dengan kita di Indonesia atau Malaysia yang dijajah Belanda dan inggris.
Sedangkan mereka ( kesultanan Sulu ) itu menghadapi kerajaan Spayol dan Amerika
serikat.
Jika melihat sejarah, wilayah
kalimantan utara yang dahulu dikuasai Kesultanan Tidung dan kesultanan Bulungan
pernah diakui mendapat pengaruh Kesultanan Sul. Memang Wilayah kalimantan Utara
berbatasan langsung dan sangat berdekatan dengan kesultanan Sulu, tetapi
ternyata Kesultanan Tidung dan kesultanan Bulungan malah diKuasai oleh
Kesultanan Banjar yang jauh berada di selatan Kalimantan. Pada akhir abad 18
Masehi, kesultanan Tidung dan Kesultanan Bulungan diserahkan oleh Kesultanan
Banjar kepada Belanda. Maka cerita tentang kehebatan kesultanan Sulu jaman
dahulu di laman web dan blog berbahasa melayu diatas sangat lemah secara
sejarah.
Tapi bukan berarti Kesultanan
Sulu tidak pernah menaruh pengaruh dan warisan besar bagi Nusantara kita ini.
Kesultanan Sulu harus kita akui sebagai salah satu kesultanan Islam yang
berhasil mempertahankan eksestensi Islam di kepulauan Filipina. Kesultanan Manila
di pulau Lozun di utara telah di hancurkan Spayol tanpa sisa dan mengganti
Islam dengan Katholik hingga saat ini.
Salah satu keturunan dari
Kesultanan Sulu yang masih berpengaruh hingga saat ini di Nusantara adalah
Syekh Arsyad Al-banjari yang diyakini keturunan salah satu Sulthan Sulu yang
terdampat ke tanah Banjar tepatnya di Martapura. Syekh Arsyad Al-banjari salah
satu Ulama terbesar Nusantara yang sangat berpengaruh, Syekh Arsyad memiliki
keturunan yang banyak menjadi ulama yang tersebar diseluruh Asia tenggara dan
tetap berpengaruh hingga saat ini.
Selain hal diatas, kebebasan
senjata api dan kemiskinan yang banyak melanda wilayah selatan Filipina selatan
juga mempengaruhi karakter mereka. Seseorang yang mempunya senjata dan
keterampilan menggunakannya serta berpengalaman dalam pertempuran tentu akan
mempunya jiwa petualangan dan keberanian, apalagi hal tersebut sudah menjadi
bagian keseharian mereka, itu lah yang menjadikan terlihat sangat beraninya
pasukan-pasukan kesultanan Sulu berani memasuki Sabah. akan sangat berbeda
dengan kita di Indonesia atau Malaysia yang terlarang mempunyai senjata api,
jangankan keberanian dan melakukan petualangan, mendengar suara senjata api
saja sudah membuat kita ketakutan. Tidak usah lah senjata api, di daerah saya masih
menjadi adat membawa senjata tajam dengan berbagai bentuk, yang tersebut
membuat kepercayaan diri serta keberanian seseorang menjadi naik, dan tidak
jarang terjadi perkelahian bersenjata tajam. Kepercayaan diri orang-orang Sulu
sangat tinggi, selama memberontak terhadap Filipina mereka menganggap diri
mereka tidak terkalahkan.
Jika saja Pulau Sipadan dan
Ligitan masih di tangan Indonesia maka kepulauan sulu dan sabah hanya selepas
pandang mata karena saking dekatnya. Dalam keadaan yang tidak pasti seperti
saat ini, alangkah baiknya kita menunggu dan tidak ikut campur dalam
permasalahan orang lain, namun kewaspadaan semua pihak sudah seharusnya
ditingkatkan. TNI dan POLRI sudah meningkatkan pengamanan.
Banyak sekali TKI yang
bekerja dan mencari nafkah di Sabah, selain itu , masih banyak suku-suku yang
berasal dari Indonesia yang tinggal di sabah selama ratusan tahun seperti
bugis, jawa, Banjar dan tidung yang masih mempunyai ikatan keluarga dengan
Indonesia.
Dalam keadaan seperti ini
yang paling dipusingkan adalah pemerintah Filipina, mereka memang sangat
mengkawatirkan berkonflik dengan Malaysia karena akan membuat kawasan menjadi
tidak stabil dan berimbas sangat banyak ke berbagai sektor, Filipina yang juga
sedang berkonflik dengan China dan Taiwan di Laut china selatan juga tidak akan
mau menambah masalah dengan bertikai dan membuang banyak tenaga menghadapi
tetangganya sendiri, selain itu Filipina juga berhutang jasa kepada Malaysia
dalam masalah mindanau.
Di lain sisi, konflik sabah
ini bisa membuat perhatian para petualang Sulu mengubah arah perhatian mereka
ke sabah dan merapatkan rasa kesatuan mereka kepada Filipina, Hal ini tidak
bisa di pungkiri.
Tidak ada yang bisa
memprediksi kapan konflik sabah akan berakhir, yang bisa dilihat konflik ini
akan berlangsung lama. Ketidakstabilan di sabah akan berdampak buruk kepada
keamanan dan ekonomi perbatasan yang selama ini di tupang dengan hubungan
dagang yang baik dengan Malaysia yang mempunyai infrastuktur dan ekonomi yang
jauh lebih baik dari wilayah Indonesia di perbatasan.
Harus kita akui bahwa masalah
Sabah akan berpotensi membuat kawasan Asia tenggara dan Timur semakin panas dan
tidak stabil yang tentu saja akan sangat menggangu. Sabah menjadi Spot baru.
Harus ada langkah-langkah cepat dari semua negara agar membuat masalah ini bisa
diredam secepat mungkin.
Indonesia sebenarnya tidak
bisa selamanya berdiam diri, selain malaysia yang bukan hanya negara tetangga
terdekat, malaysia juga adalah negara serumpun kita, permasalan sabah juga
merupakan persoalan sesama bangsa Islam yang berbudaya melayu. Maka jika
saatnya tiba dan tepat Indonesia berkewajiban untuk membantu perdamaian dan
mencari jalan penyelesaian.
——————
Jika kita melihat di televisi
dan beberapa Fhoto di media online tentang keadaan terkini di sabah saat ini
maka yang akan terlihat jalan-jalan luas dan mulus di sabah, gedung-gedung yang
besar tertata rapi dan bersih dengan halaman luas serta lapangan yang menghijau
sangat rapi dan bersih serta taman-tamannya yang tertata rapi. Saya tahu tata
bahasa saya yang terulang-ulang dengan kata- , rapi, bersih, indah tidak baik
bagi tata bahasa kalimat sebuah paragap ini, kekaguman saya ini adalah manisvestasi
dari hal yang sangat bertolak belakang dari pada keadaan didaerah saya
Kalimantan saat ini, meski sama-sama Kalimantan tapi sangat jauh bedanya..jalan
kami kecil dan selalu berlubang-lubang selama puluhan tahun tidak pernah
selesai-selesai diperbaiki, seperti gali lubang, tutup lubang, muncul lagi
lubang, gedung pemerintahan yang kecil dan halaman kecil, susah parker, dengan
taman yang tidak terurus.
0 Comments