China menyerukan semua pihak
untuk tenang dan menahan diri, setelah Korea Utara (Korut) menanggapi
sanksi-sanksi baru PBB dengan ancaman perang nuklir dan pembatalan gencatan
senjata dengan Korea Selatan (Korsel).
"China menyerukan
pihak-pihak terkait untuk tenang dan menahan diri, serta menghindari
tindakan-tindakan lebih lanjut yang mungkin meningkatkan ketegangan," kata
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying di Beijing, Jumat
(8/3/2013), seperti dikutip dari Channel News Asia.
"Situasi saat ini di
semenanjung Korea sangat kompleks dan sensitif. China mengungkapkan rasa
keprihatinan," lanjutnya. Selama ini, China adalah satu-satunya sekutu
utama Korut. Selain menjadi mitra dagang terbesar, China juga menjadi pemasok
energi primer bagi Korut.
Kemarin, PBB telah
menjatuhkan sanksi baru bagi Korut atas
uji coba nuklir ke tiga yang dilakukan negara itu. "Kami percaya, resolusi
adalah seimbang," kata Chunying. "China telah bersikap obyektif dan
adil mengenai hal ini dan telah memainkan peran konstruktif di seluruh diskusi
di Dewan Keamanan PBB,” tambahnya.
Korut sendiri telah mengancam
Amerika Serikat (AS) dengan serangan nuklir pendahuluan. Korut menuduh AS
menggunakan latihan militer di Korea Selatan (Korsel) sebagai landasan untuk
perang nuklir. Korut juga menyatakan, gencatan senjata dengan Washington yang
terjalin usai perang Korea 1950-1953 akan berakhir.
"Karena AS telah memicu
perang nuklir, maka kami akan menggunakan hak kami untuk serangan nuklir
pendahuluan terhadap markas agresor dalam rangka untuk melindungi kepentingan
tertinggi kami," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Korut dalam
sebuah pernyataan yang disiarkan oleh kantor berota resmi, KCNA, seperti dikuti
dari Reuters.
Sindo
Sindo
0 Comments