PRAJURIT MARINIR SEBAGAI PETARUNG RELIGIUS DAB HUMANIS

KOMANDAN Korps Marinir TNI AL, Mayor Jenderal TNI (Marinir) A Faridz Washington, berpesan, "Bina terus dan mantapkan jatidiri sebagai prajurit petarung yang religius dan humanis."

Dia nyatakan hal itu kepada komandan baru Pasukan Marinir 1, Kolonel Marinir Siswoyo Santoso, di Bhumi Marinir Karangpilang, Surabaya, Selasa, seperti diwartakan Antara.

Santoso menggantikan Brigadir Jenderal TNI (Marinir) Gatot Suprapto, dalam upacara serah-terima yang dipimpin Washington. Upacara serah-terima komandan itu diikuti 3.000 prajurit Korps Marinir TNI AL setempat.

Pola pembinaan yang selayaknya dilakukan para komandan, kata Washington, adalah ibarat "seorang bapak" kepada anak-anaknya. Jadi seorang atasan membina semua bawahannya dengan mengedepankan kegembiraan di keluarga, kesatuan, dan medan pertempuran.

"Lakukan latihan yang konsisten dan berkesinambungan, apalagi menghadapi Latihan Gabungan TNI yang akan datang. Saya percaya kalian bisa melakukan itu, karena Pasukan Marinir 1 Korps Marinir TNI AL selama ini telah menorehkan tinta emas dalam tugas operasi," katanya.

Pesan serupa juga dia katakan kepada pimpinan Komando Latihan Korps Marinir TNI AL. Di sinilah calon personel, personel aktif, dan calon kader pimpinan Korps Marinir TNI AL itu dibentuk dan diarahkan. "Tingkatkan kualitas pelatih agar profesionalisme prajurit juga meningkat," katanya.

Namanya saja upacara di lingkungan pasukan, "suguhan" kemampuan personel juga diberikan kepada hadirin.

Upacara diawali suara ledakan memekakkan telinga di tengah lapangan upacara, dilanjutkan demonstrasi manuver peralatan tempur mereka.

Material tempur yang ditampilkan, antara lain dua tank amfibi BMP 3-F, 14 tank PT 76-M, empat BVP-2, 10 BTR-10, dua unit bergerak roket multilaras RM 70 Grad, dua kendaraan tempur Tatra, enam meriam Howitzer 106 milimeter, dan dua meriam 57 milimeter.

Pelita online

Post a Comment

0 Comments