JAKARTA -
Kementerian Pertahanan (Kemhan) optimistis pencapaian kekuatan pokok minimal
(minimum essential forces/MEF) lebih cepat lima tahun dari target yang telah
ditentukan. Jika awalnya pencapaian MEF pada 2024, Menteri Pertahanan Purnomo
Yusgiantoro yakin bisa tercapai 2019.
"Awalnya
pencapaian MEF ditargetkan selesai dalam tiga kali renstra (2009-2024). Namun,
ternyata bisa dicapai dalam dua kali renstra (2009-2019)," kata Menhan
seusai Rapat Pimpinan di Kantor Kementerian Pertahanan (Kemhan), Jakarta, Rabu
(9/13). Pencapaian MEF yang lebih cepat lima tahun dari yang ditargetkan ini
merupakan sebuah terobosan. Keberhasilan ini tak lain berkat besarnya APBN yang
digelontorkan ke Kemhan.
Presiden RI bersama Anoa Pindad |
Namun, pada
2012 pencapaian MEF tak sesuai rencana. Target MEF tahun lalu adalah 28,7
persen. Namun, Kemhan hanya berhasil mencapai 26 persen. "Sehingga kurang
2,87 persen dari target yang harus dipenuhi," kata Purnomo. Capaian 26
persen itu dinilai tetap membanggakan karena naik lima persen dari pencapaian
MEF pada 2011 yang mencapai 21 persen.
Adapun
alasan melesetnya capaian MEF 2012, antara lain karena pemerintah belum dapat
mendukung anggaran untuk terpenuhinya MEF. Proses pengadaan melalui birokrasi
panjang juga menjadi penyebabnya. Untuk menutup kekurangan itu, Purnomo
menjanjikan percepatan pembelanjaan anggaran pada 2013.
Seperti
diketahui, anggaran Kemhan dan TNI pada 2012 sebanyak 74,1 triliun rupiah.
Penyerapan anggaran untuk pengadaan barang yang menggunakan mata uang rupiah
tak terserap maksimal untuk tiga matra TNI. Mabes TNI memang mampu menyerap
anggaran hingga 96,25 persen dari pagu anggaran. Namun, untuk TNI AD penyerapan
hanya 69,67 persen, TNI AL 69,67 persen, dan TNI AU 55,83 persen.
Reformasi
Birokrasi
Untuk
memaksimalkan penyerapan anggaran, pada 2013 ini Kemhan menyerukan TNI untuk
mengimplementasikan roadmap reformasi birokrasi yang sudah ditetapkan
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. "Kami
juga berharap semua matra mengupayakan secara maksimal terlaksananya
butir-butri kebijakan negara 2013," katanya.
Dan upaya
selanjutnya, Purnomo meminta semua pihak untuk meningkatkan transparansi sistem
pelaporan keuangan.
Panglima TNI
Laksamana Agus Suhartono mengapresiasi kinerja jajarannya yang bekerja keras
dalam pengadaan alutsista. Dia optimistis bisa mempercepat pencapaian MEF pada
2019. Saat ini pihaknya terus melakukan tiga hal besar dalam upaya pencapaian
MEF, antara lain pertama penghapusan alat utama sistem senjata (alutsista) yang
sudah tak bisa lagi digunakan. Kedua, peningkatan kemampuan alutsista yang saat
ini dalam kondisi kurang maksimal. Dan ketiga, pengadaan alutsista baru.
"Semua sudah diperhitungkan. Itu makanya kita optimistis MEF bisa
dipercepat menjadi hanya dua kali renstra," ujar Panglima.
Untuk target
pembangunan kekuatan TNI, pihaknya berencana membangun 25 pos pertahanan darat
dan lima pos pertahanan di pulau terdepan. Hingga kini, target itu baru
terealisasi tujuh pos pertahanan darat dan dua pos pertahanan pulau terluar.
Sementara
itu, Menhan menyatakan pembekuan anggaran alutsista sebesar 678 miliar rupiah
oleh Kementerian Keuangan tak memengaruhi percepatan pencapaian MEF.
"Pembekuan itu tak memengaruhi perubahan master list alutsista yang sudah
kita rancang," ujar Purnomo.
Dia
menjelaskan, pembekuan dana itu masuk dalam pos alutsista pendukung atau di
luar master list. Menhan juga yakin tak ada mark up anggaran seperti yang
dituduhkan selama ini.
Namun
demikian, Sekretaris Jenderal Kemhan Marsekal Madya Erris Herryanto menyatakan
Kemhan masih menunggu pembekuan itu segera dicabut agar segera bisa
dibelanjakan. "Kami berharap pada 2013 ini anggaran tersebut bisa
cair," ujarnya.
0 Comments