TNI AD DAN APACHE AH-64D LONGBOW


Moderenisasi alat utama sitem persenjataan alutsista bagi TNI bukan lagi sekedar wacana, tapi sudah menjadi tuntutan, mengingat Indonesia sebagai negara kepulauan atau maritim. Saat ini Pemerintah sedang melakukan peremajaan dan memodernisasi alutsista TNI, upaya ini guna mempersiapkan diri manakala terjadi hal terburuk, terutama di daerah perbatasan.Pemerintah telah melakukan berbagai kontrak pembelian maupun kerjasama industri pertahanan dengan berbagai negara, diantaranya ke Korea selatan,Jerman,Rusia, China, dan Amerika serikat.

Disamping itu Pemerintah tetap mengutamakan kepada proyek pengembangan industri pertahanan dalam negeri. Adapun anggaran yang sudah dialokasikan sekitar Rp 150 triliun untuk tahun 2010-2014.Seperti yang di katakan oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, pemerintah akan terus berupaya melengkapi alutsista di lingkungan TNI.


Bagi TNI Angkatan Darat, perencanaan membeli helikopter serbu juga sudah diwacanakan dan diharapkan secepatnya sudah ada kepastian jenis yang akan dibeli. Khusus untuk pembelian helikopter serbu, Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono sudah menyerahkan keputusan mengenai pembelian helikopter serbu sepenuhnya kepada Angkatan Darat. Apakah itu heli serbu Apache, Black Hawk, atau lainnya, kini sedang dikaji TNI-AD.Dari rencana modernisasi tahun 2010-2014, TNI-AD akan membeli heli serbu Apache dari Amerika sebanyak 4 unit, heli serbu MI-35 dan MI-17 sebanyak 16 unit dari Rusia, membeli heli Cougar dari Prancis 4 unit. Juga membeli 64 panser Anoa  dari PT Pindad IndonesiaSedangkan untuk Tank Leopard saat ini juga sedang berlangsung peroses pengiriman secara berangsur,namun ditagetkan bahwa tahun ini Leopard MBT sudah memenuhi gudang senjata TNI AD.

Mi-35
Mengenai pembelian Apache,beberapa waktu lalu Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton seusai bertemu Menteri Luar Negeri RI Marty Natalegawa di Washington 20 September lalu,Ia mengatakan Indonesia akan membeli delapan helikopter Apache dari Amerika Serikat.Kontrak pembelian helikopter berikut perangkat elektronik dan persenjataan diperkirakan senilai 1,4 miliar dolar.Paket pembelian yang diajukan pemerintah Indonesia terdiri atas 8 AH-64D Apache Block III Longbow Attack Helicopters, 19 T-700-GE-701D Engines (16 installed and 3 spares), 9 Modernized Target Acquisition and Designation Sight/Modernized Pilot Night Vision Sensors, 4 AN/APG-78 Fire Control Radars (FCR) with Radar Electronics Units (Longbow Component), 4 AN/APR-48A Radar Frequency Interferometers. Juga 10 AAR-57(V) 3/5 Common Missile Warning Systems (CMWS) with 5th Sensor and Improved Countermeasure Dispenser, 10 AN/AVR-2B Laser Detecting Sets, 10 AN/APR-39A(V) 4 Radar Signal Detecting Sets, 24 Integrated Helmet and Display Sight Systems (IHDSS-21), 10. 32 M299A1 HELLFIRE Missile Launchers, dan 140 Hellfire AGM-114R3 Missiles.


AN/APG-78 Fire Control Radars

Paket tersebut masih dilengkapi dengan perangkat pengidentifikasi teman atau musuh IFF (Identification Friend or Foe), senjata berikut amunisi 30mm, perangkat latihan, simulator, perangkat komunikasi, generator, alat transportasi, kendaraan pendukung, suku cadang, dan pelatihan awak.Maju mundurnya penjualan helikopter Apache ini pun dialami Kongres Amerika Serikat yang dikabarkan sempat tidak menyetujui penjualan Apache ke Indonesia. Namun Pemerintah Obama menyakinkan pada Kongres bahwa penjualan ini sangat penting guna meningkatkan hubungan kerja sama komprehensif antarkedua negara dan membantu meningkatkan keamanan di kawasan Asia Tenggara. Konflik di Laut China Selatan antara China dan sejumlah negara serta peningkatan kekuatan militer China, membuat pemerintah Amerika Serikat mencari dukungan negara-negara di kawasan Asia.Menurut Menlu Clinton, Apache yang ditawarkan AS adalah seri AH-64D seri Longbow. Dibuat oleh Boeing, AH-64 Apache merupakan helikopter andalan Angkatan Darat AS untuk operasi tempur terbatas. Menggantikan helikopter AH-1 Cobra, Apache mulai digunakan Angkatan Darat AS pada April 1986.

AH-1 Cobra

Sementara di Indonesia lain pemerintah, lain pula dengan Komisi I DPR-RI. Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddiq cenderung memilih membeli helikopter angkut berat Chinook yang dinilai lebih cocok untuk operasi militer di Indonesia serta multifungsi. Mahfudz berpendapat salah satu tugas militer membantu penangganan bencana alam, di mana helikopter Chinook dapat bertugas mendistribusikan bantuan ke wilayah bencana. Tugas ini lebih cocok diemban oleh Chinook dibandingkan Apache.TNI AD saat ini mengoperasikan 5 helikopter serang Mi-35P buatan Rusia dan 15 NB-105CB yang dipersenjatai senapan mesin atau FFAR (Folding Fins Air Rockets). TNI AD akan menerima juga total 26 unit NBell-412EP yang dirakit di PT Dirgantara Indonesia. Bell 412 EP merupakan helikopter serbaguna dengan tenaga sepasang mesin, Pratt & Whitney PT6T-3D, dengan empat bilah rotor utama dan dua bilah rotor ekor. Helikopter ini termasuk kelas menengah dan diawaki oleh satu pilot dan satu ko-pilot serta mampu mengangkut 13 penumpang.Helikopter Bell 412 EP merupakan Bell 412 generasi baru yang dapat diandalkan. Helikopter ini sebelumnya telah membuktikan keandalannya dalam berbagai operasi, baik di Indonesia maupun di negara-negara lain.Pusat Penerbangan TNI AD (Puspenerbad) merencanakan mengembangkan kekuatannya menjadi tiga belas skuadron disebar di wilayah strategis Indonesia hingga 2029. Saat ini, Puspenerbad memiliki empat skuadron helikopter, terdiri atas Skuadron 11/Serbu di Semarang, Skuadron 21/Serba Guna di Pondok Cabe, Jakarta, Skuadron 31/Serbu di Semarang, dan Skuadron 12/Serbu di Waytuba, Lampung.

CH-47 Chinook

SEKILAS TENTANG HELI SERBU APACHE DAN SPESIFIKASI
Apache AH-64 merupakan heli serbu bermesin ganda yang dilengkapi dengan sistem pengaturan pendaratan tipe tailwheel,kokpit tandem untuk dua orang awak.Apache dikembangkan oleh Hughes Helicopters untuk kebutuhan Angkatan Darat Amerika Serikat yang merupakan pengembangan lanjutan helicopter serbu cobra AH-1.Penerbangan perdana  AH-64 dimulai pada 30 September 1975 dan mulai diadopsi oleh Angkatan Darat AS pada April 1986.

AH-64 Varian awal

Untuk akuisisi target AH-64 memiliki suite sensor hidung dan juga sistem pengindra pada malam hari ( Night vision ).Persenjataan 30mm dipasang pada bagian bawah lambung diantara kedua landing  gear utama.terdapat juga empat cantelan untuk senjata lainnya yang dipasang pada tiang sayap di kedua sisi badan pesawat.adapun senjata yang dipasang pada kedua sisi atau pada sayap pendek tersebut yaitu Rudal AGM 114 Hellfire,dan roket Hydra 70.AH-64 umumnya memiliki sistem redundasi untuk meningkatkan survivability pertempuran.

Rudal AGM Hellfire

AH-64 Night Vision

Angkatan Darat AS memilih AH-64 untuk menggantikan Bell YAH 63 pada tahun 1976.selanjutnya produksi AH-64 ditingkatkan pada 1982.Mc Donnell Douglas melanjutkan produksi dan pengembangannya setelah membeli Helicopter Hughes dari perusahaan Summa pada tahun 1984.Produksi pertama McDonnel Douglas yaitu AH-64D Longbow  yang merupakan versi upgrade dari Apache asli dan disuguhkan kepada Angkatan Darat pada  Maret 1997.Produksi telah dilanjutkan oleh Boeing Defense Space and Security dan lebih dari 1000 AH-64 diproduksi sampai saat ini.

Bell Yah-63

Saat ini Angkatan Darat AS yang menjadi operator utama AH-64 selain itu juga Heli serbu ini digunakan pula di negara-negara lainya seperti Yunani,Belanda,Israel,Singapura,dan Jepang.AH-64 juga diproduksi oleh perusahaan dibawah lisensi seperti perusahaan  Agusta Westland Apache dari Inggris.

AH-64D Milik Singapura dalam pameran dirgantara 


AH-64 telah diikut sertakan dalam berbagai pertempuran seperti pada invasi AS di Panama,perang Teluk,Kosovo,Irak dan Afghanistan.

Desain AH-64 Apache memiliki empat rotor baling utama dan empat pada ekor.Awak bekerja secara tandem yaitu pilot utama dan yang satu dibelakang bagian atas sebagai copilot dan penembak,AH-64 didukung dengan mesin General Electric T700Turboshaft dengan knalpot tinggi dipasang dipasang dikedua sisi badan pesawat.berbagai model mesin telah digunakan oleh Apache,adapun yang menggunakan mesin dari Inggris yaitu dari Rolls-Roice. Pada tahun 2004, General Electric Aviation mulai memproduksi mesin yang lebih kuat T700-GE-701D, dengan rate 2.000 shp (1.500 kW) untuk AH-64Ds.

Cockpit seat

Kompartemen para kru disekat dengan pelindung yang dipasang diantara kokpit sehingga setidaknya jika salah satu dari anggota kru atau awak dilumpuhkan yang satu dapat bertahan. Kompartemen dan baling-baling dirancang untuk tahan dari tembakan kaliber 23 milimeter . Badan pesawat memiliki bobot sekitar 2.500 pound (1.100 kg). Tanki bahan bakar dilapisi pelindung sehingga tahan terhadap proyektil balistik.. Pesawat ini dirancang  dengan memenuhi persyaratan crashworthiness MIL-STD-1290, persyaratan ini guna meminimize dampak yang diakibatkan kecelakaan atau jatuh sehingga tidak mencelakakan atau menyebabkan kematian para awak. Hal ini dicapai melalui penggabungan peningkatan kekuatan struktural, landing gear crashworthy, kursi dan sistem bahan bakar. AH-64 juga dapat diangkut dengan pesawat  cargo Loockheed C-5 Galaxy dengan aman.

AH-64D tertembak dan jatuh namun tetap utuh

AH-64A
AH-64A merupakan Heli serbu yang asli atau produksi awal dari Apache. Para kru duduk secara tandem pada kompartemen lapis baja. didukung oleh dua mesin GE T700 turboshaft. Model A-dilengkapi dengan versi mesin -701 sampai tahun 1990 mesin ditingkatkanke versi yang lebih kuat-701C. Varian Apache Jepang didasarkan pada AH-64A. AH-64DJP Jepang dapat juga dilengkapi dengan Rudal AIM-92 Stinger udara-ke-udara untuk pertahanan.
AH-64 Angkatan Darat AS sedang dikonversi ke AH-64Ds.

AH-64B
Setelah operasi badai gurun pada tahun 1991 AH-64B merupakan hasil upgrade yang sebelumnya diusulkan untuk upgrade 254 AH-64A.Adapun yang di upgrade adalah rotor baling baling baru,sistem GPS ,peningkatan sistem navigasi dan radio.Kongres Amerika menyetujui  $ 82 Dolar AS untuk memulai upgrade Apache B namun proyek ini dibatalkan pada tahun 1992

AH-64C
Dana tambahan dari Kongres pada tahun 1991-an menghasilkan sebuah program untuk meng-upgrade AH-64As ke versi + AH-64b. Namun pendanaan Lebih mengubah rencana untuk meng-upgrade ke AH-64c. Upgrade C akan mencakup semua perubahan untuk dimasukkan dalam Longbow kecuali untuk radar dan -mesin baru versi 700C.

AH-64D
AH-64D Apache Longbow, dilengkapi dengan suite sensor canggih dan kokpit kaca. Upgrade utama dari  varian A-adalah terdapat kubah yang dipasang di atas rotor utama, dilengkapi radar pengontrolan tembakan yang merupakan perangkat menggunakan gelombang radio berfrekuensi tinggi dengan radiasi elektromagnetik,sistem akuisisi target (FCR) dan Frekuensi Interferometer Radar (RFI). Posisi radome atau radar dome yang berada diatas memungkinkan untuk mendeteksi target dan peluncuran rudal, ketika helikopter berada di belakang suatu rintangan tau halangan(misalnya medan, pohon atau bangunan). AN/APG-78 yang mampu melacak 128 sasaran secara bersamaan dan melibatkan 16 target paling berbahaya,juga dapat menginisial untuk memulai serangan dalam waktu 30 detik, Penginisialan target pada Apache Longbow dapat melalui cara lain yaitu dengan data link. Data link ini bertempat di sebuah radio modem yang terintegrasi dengan suite sensor memungkinkan data yang akan dibagi dengan unit ground atau darat dan banyak lagi yang lainnya dari model D ini.

Pesawat ini didukung oleh sepasang  mesin uprated T700-GE-701C.Pesawat yang lebih maju diperluas untuk mengakomodasi sistem baru untuk meningkatkan survivability , navigasi , dan 'internet taktis' kemampuan komunikasi,sampai ke sistem komunikasi digital.

AH-64E
Sementara untuk varian AH-64 E,varian ini baru diumumkan pada oktober 2012 AH-64E merupakan pengembangan lanjutan dari varian sebelumnya tentunya saja memiliki teknologi yang lebih maju pula.untuk yarian lainnya adalah SEA APACHE dan Agusta Westland Apache untuk varian ini akan di bahas pada postingan khusus mengenai HELI SERBU pada blog ini.



Oleh; SAM Strategi dan Alutsista Militer
catatan kaki; Koran Jakarta, Tempo & Wikipedia

Post a Comment

0 Comments