Moderenisasi
alat utama sitem persenjataan alutsista bagi TNI bukan lagi sekedar wacana,
tapi sudah menjadi tuntutan, mengingat Indonesia sebagai negara kepulauan atau
maritim. Saat ini Pemerintah sedang melakukan peremajaan dan memodernisasi
alutsista TNI, upaya ini guna mempersiapkan diri manakala terjadi hal terburuk,
terutama di daerah perbatasan.Pemerintah telah melakukan berbagai kontrak
pembelian maupun kerjasama industri pertahanan dengan berbagai negara,
diantaranya ke Korea selatan,Jerman,Rusia, China, dan Amerika serikat.
Disamping
itu Pemerintah tetap mengutamakan kepada proyek pengembangan industri
pertahanan dalam negeri. Adapun anggaran yang sudah dialokasikan sekitar Rp 150
triliun untuk tahun 2010-2014.Seperti yang di katakan oleh Menteri Pertahanan
Purnomo Yusgiantoro, pemerintah akan terus berupaya melengkapi alutsista di
lingkungan TNI.
Bagi TNI
Angkatan Darat, perencanaan membeli helikopter serbu juga sudah diwacanakan dan
diharapkan secepatnya sudah ada kepastian jenis yang akan dibeli. Khusus untuk
pembelian helikopter serbu, Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono sudah
menyerahkan keputusan mengenai pembelian helikopter serbu sepenuhnya kepada
Angkatan Darat. Apakah itu heli serbu Apache, Black Hawk, atau lainnya, kini
sedang dikaji TNI-AD.Dari rencana modernisasi tahun 2010-2014, TNI-AD akan
membeli heli serbu Apache dari Amerika sebanyak 4 unit, heli serbu MI-35 dan
MI-17 sebanyak 16 unit dari Rusia, membeli heli Cougar dari Prancis 4 unit.
Juga membeli 64 panser Anoa dari PT
Pindad IndonesiaSedangkan untuk Tank Leopard saat ini juga sedang berlangsung
peroses pengiriman secara berangsur,namun ditagetkan bahwa tahun ini Leopard
MBT sudah memenuhi gudang senjata TNI AD.
Mi-35 |
Mengenai pembelian Apache,beberapa
waktu lalu Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton seusai bertemu Menteri Luar
Negeri RI Marty Natalegawa di Washington 20 September lalu,Ia mengatakan
Indonesia akan membeli delapan helikopter Apache dari Amerika Serikat.Kontrak
pembelian helikopter berikut perangkat elektronik dan persenjataan diperkirakan
senilai 1,4 miliar dolar.Paket pembelian yang diajukan pemerintah Indonesia
terdiri atas 8 AH-64D Apache Block III Longbow Attack Helicopters, 19
T-700-GE-701D Engines (16 installed and 3 spares), 9 Modernized Target
Acquisition and Designation Sight/Modernized Pilot Night Vision Sensors, 4
AN/APG-78 Fire Control Radars (FCR) with Radar Electronics Units (Longbow
Component), 4 AN/APR-48A Radar Frequency Interferometers. Juga 10 AAR-57(V) 3/5
Common Missile Warning Systems (CMWS) with 5th Sensor and Improved
Countermeasure Dispenser, 10 AN/AVR-2B Laser Detecting Sets, 10 AN/APR-39A(V) 4
Radar Signal Detecting Sets, 24 Integrated Helmet and Display Sight Systems
(IHDSS-21), 10. 32 M299A1 HELLFIRE Missile Launchers, dan 140 Hellfire
AGM-114R3 Missiles.
AN/APG-78 Fire Control Radars |
Paket
tersebut masih dilengkapi dengan perangkat pengidentifikasi teman atau musuh
IFF (Identification Friend or Foe), senjata berikut amunisi 30mm, perangkat
latihan, simulator, perangkat komunikasi, generator, alat transportasi,
kendaraan pendukung, suku cadang, dan pelatihan awak.Maju mundurnya penjualan
helikopter Apache ini pun dialami Kongres Amerika Serikat yang dikabarkan
sempat tidak menyetujui penjualan Apache ke Indonesia. Namun Pemerintah Obama
menyakinkan pada Kongres bahwa penjualan ini sangat penting guna meningkatkan
hubungan kerja sama komprehensif antarkedua negara dan membantu meningkatkan
keamanan di kawasan Asia Tenggara. Konflik di Laut China Selatan antara China
dan sejumlah negara serta peningkatan kekuatan militer China, membuat pemerintah
Amerika Serikat mencari dukungan negara-negara di kawasan Asia.Menurut Menlu
Clinton, Apache yang ditawarkan AS adalah seri AH-64D seri Longbow. Dibuat oleh
Boeing, AH-64 Apache merupakan helikopter andalan Angkatan Darat AS untuk
operasi tempur terbatas. Menggantikan helikopter AH-1 Cobra, Apache mulai
digunakan Angkatan Darat AS pada April 1986.
AH-1 Cobra |
Sementara di
Indonesia lain pemerintah, lain pula dengan Komisi I DPR-RI. Ketua Komisi I DPR
RI Mahfudz Siddiq cenderung memilih membeli helikopter angkut berat Chinook
yang dinilai lebih cocok untuk operasi militer di Indonesia serta multifungsi.
Mahfudz berpendapat salah satu tugas militer membantu penangganan bencana alam,
di mana helikopter Chinook dapat bertugas mendistribusikan bantuan ke wilayah
bencana. Tugas ini lebih cocok diemban oleh Chinook dibandingkan Apache.TNI AD
saat ini mengoperasikan 5 helikopter serang Mi-35P buatan Rusia dan 15 NB-105CB
yang dipersenjatai senapan mesin atau FFAR (Folding Fins Air Rockets). TNI AD
akan menerima juga total 26 unit NBell-412EP yang dirakit di PT Dirgantara
Indonesia. Bell 412 EP merupakan helikopter serbaguna dengan tenaga sepasang
mesin, Pratt & Whitney PT6T-3D, dengan empat bilah rotor utama dan dua
bilah rotor ekor. Helikopter ini termasuk kelas menengah dan diawaki oleh satu
pilot dan satu ko-pilot serta mampu mengangkut 13 penumpang.Helikopter Bell 412
EP merupakan Bell 412 generasi baru yang dapat diandalkan. Helikopter ini
sebelumnya telah membuktikan keandalannya dalam berbagai operasi, baik di
Indonesia maupun di negara-negara lain.Pusat Penerbangan TNI AD (Puspenerbad)
merencanakan mengembangkan kekuatannya menjadi tiga belas skuadron disebar di
wilayah strategis Indonesia hingga 2029. Saat ini, Puspenerbad memiliki empat
skuadron helikopter, terdiri atas Skuadron 11/Serbu di Semarang, Skuadron
21/Serba Guna di Pondok Cabe, Jakarta, Skuadron 31/Serbu di Semarang, dan
Skuadron 12/Serbu di Waytuba, Lampung.
CH-47 Chinook |
SEKILAS
TENTANG HELI SERBU APACHE DAN SPESIFIKASI
Apache AH-64
merupakan heli serbu bermesin ganda yang dilengkapi dengan sistem pengaturan
pendaratan tipe tailwheel,kokpit tandem untuk dua orang awak.Apache
dikembangkan oleh Hughes Helicopters untuk kebutuhan Angkatan Darat Amerika Serikat
yang merupakan pengembangan lanjutan helicopter serbu cobra AH-1.Penerbangan
perdana AH-64 dimulai pada 30 September
1975 dan mulai diadopsi oleh Angkatan Darat AS pada April 1986.
AH-64 Varian awal |
Untuk
akuisisi target AH-64 memiliki suite sensor hidung dan juga sistem pengindra
pada malam hari ( Night vision ).Persenjataan 30mm dipasang pada bagian bawah
lambung diantara kedua landing gear
utama.terdapat juga empat cantelan untuk senjata lainnya yang dipasang pada
tiang sayap di kedua sisi badan pesawat.adapun senjata yang dipasang pada kedua
sisi atau pada sayap pendek tersebut yaitu Rudal AGM 114 Hellfire,dan roket
Hydra 70.AH-64 umumnya memiliki sistem redundasi untuk meningkatkan
survivability pertempuran.
Rudal AGM Hellfire |
AH-64 Night Vision |
Angkatan
Darat AS memilih AH-64 untuk menggantikan Bell YAH 63 pada tahun
1976.selanjutnya produksi AH-64 ditingkatkan pada 1982.Mc Donnell Douglas
melanjutkan produksi dan pengembangannya setelah membeli Helicopter Hughes dari
perusahaan Summa pada tahun 1984.Produksi pertama McDonnel Douglas yaitu AH-64D
Longbow yang merupakan versi upgrade
dari Apache asli dan disuguhkan kepada Angkatan Darat pada Maret 1997.Produksi telah dilanjutkan oleh
Boeing Defense Space and Security dan lebih dari 1000 AH-64 diproduksi sampai
saat ini.
Bell Yah-63 |
Saat ini
Angkatan Darat AS yang menjadi operator utama AH-64 selain itu juga Heli serbu
ini digunakan pula di negara-negara lainya seperti Yunani,Belanda,Israel,Singapura,dan
Jepang.AH-64 juga diproduksi oleh perusahaan dibawah lisensi seperti
perusahaan Agusta Westland Apache dari
Inggris.
AH-64D Milik Singapura dalam pameran dirgantara |
AH-64 telah
diikut sertakan dalam berbagai pertempuran seperti pada invasi AS di
Panama,perang Teluk,Kosovo,Irak dan Afghanistan.
Desain AH-64
Apache memiliki empat rotor baling utama dan empat pada ekor.Awak bekerja
secara tandem yaitu pilot utama dan yang satu dibelakang bagian atas sebagai
copilot dan penembak,AH-64 didukung dengan mesin General Electric
T700Turboshaft dengan knalpot tinggi dipasang dipasang dikedua sisi badan
pesawat.berbagai model mesin telah digunakan oleh Apache,adapun yang
menggunakan mesin dari Inggris yaitu dari Rolls-Roice. Pada tahun 2004, General
Electric Aviation mulai memproduksi mesin yang lebih kuat T700-GE-701D, dengan
rate 2.000 shp (1.500 kW) untuk AH-64Ds.
Cockpit seat |
Kompartemen
para kru disekat dengan pelindung yang dipasang diantara kokpit sehingga
setidaknya jika salah satu dari anggota kru atau awak dilumpuhkan yang satu
dapat bertahan. Kompartemen dan baling-baling dirancang untuk tahan dari
tembakan kaliber 23 milimeter . Badan pesawat memiliki bobot sekitar 2.500
pound (1.100 kg). Tanki bahan bakar dilapisi pelindung sehingga tahan terhadap
proyektil balistik.. Pesawat ini dirancang
dengan memenuhi persyaratan crashworthiness MIL-STD-1290, persyaratan
ini guna meminimize dampak yang diakibatkan kecelakaan atau jatuh sehingga
tidak mencelakakan atau menyebabkan kematian para awak. Hal ini dicapai melalui
penggabungan peningkatan kekuatan struktural, landing gear crashworthy, kursi
dan sistem bahan bakar. AH-64 juga dapat diangkut dengan pesawat cargo Loockheed C-5 Galaxy dengan aman.
AH-64D tertembak dan jatuh namun tetap utuh |
AH-64A
AH-64A
merupakan Heli serbu yang asli atau produksi awal dari Apache. Para kru duduk
secara tandem pada kompartemen lapis baja. didukung oleh dua mesin GE T700
turboshaft. Model A-dilengkapi dengan versi mesin -701 sampai tahun 1990 mesin
ditingkatkanke versi yang lebih kuat-701C. Varian Apache Jepang didasarkan pada
AH-64A. AH-64DJP Jepang dapat juga dilengkapi dengan Rudal AIM-92 Stinger
udara-ke-udara untuk pertahanan.
AH-64
Angkatan Darat AS sedang dikonversi ke AH-64Ds.
AH-64B
Setelah
operasi badai gurun pada tahun 1991 AH-64B merupakan hasil upgrade yang
sebelumnya diusulkan untuk upgrade 254 AH-64A.Adapun yang di upgrade adalah
rotor baling baling baru,sistem GPS ,peningkatan sistem navigasi dan
radio.Kongres Amerika menyetujui $ 82
Dolar AS untuk memulai upgrade Apache B namun proyek ini dibatalkan pada tahun
1992
AH-64C
Dana
tambahan dari Kongres pada tahun 1991-an menghasilkan sebuah program untuk
meng-upgrade AH-64As ke versi + AH-64b. Namun pendanaan Lebih mengubah rencana
untuk meng-upgrade ke AH-64c. Upgrade C akan mencakup semua perubahan untuk
dimasukkan dalam Longbow kecuali untuk radar dan -mesin baru versi 700C.
AH-64D
AH-64D
Apache Longbow, dilengkapi dengan suite sensor canggih dan kokpit kaca. Upgrade
utama dari varian A-adalah terdapat
kubah yang dipasang di atas rotor utama, dilengkapi radar pengontrolan tembakan
yang merupakan perangkat menggunakan gelombang radio berfrekuensi tinggi dengan
radiasi elektromagnetik,sistem akuisisi target (FCR) dan Frekuensi
Interferometer Radar (RFI). Posisi radome atau radar dome yang berada diatas
memungkinkan untuk mendeteksi target dan peluncuran rudal, ketika helikopter
berada di belakang suatu rintangan tau halangan(misalnya medan, pohon atau
bangunan). AN/APG-78 yang mampu melacak 128 sasaran secara bersamaan dan
melibatkan 16 target paling berbahaya,juga dapat menginisial untuk memulai
serangan dalam waktu 30 detik, Penginisialan target pada Apache Longbow dapat
melalui cara lain yaitu dengan data link. Data link ini bertempat di sebuah
radio modem yang terintegrasi dengan suite sensor memungkinkan data yang akan
dibagi dengan unit ground atau darat dan banyak lagi yang lainnya dari model D
ini.
Pesawat ini
didukung oleh sepasang mesin uprated
T700-GE-701C.Pesawat yang lebih maju diperluas untuk mengakomodasi sistem baru
untuk meningkatkan survivability , navigasi , dan 'internet taktis' kemampuan
komunikasi,sampai ke sistem komunikasi digital.
AH-64E
Sementara
untuk varian AH-64 E,varian ini baru diumumkan pada oktober 2012 AH-64E
merupakan pengembangan lanjutan dari varian sebelumnya tentunya saja memiliki
teknologi yang lebih maju pula.untuk yarian lainnya adalah SEA APACHE dan
Agusta Westland Apache untuk varian ini akan di bahas pada postingan khusus
mengenai HELI SERBU pada blog ini.
Oleh; SAM
Strategi dan Alutsista Militer
catatan
kaki; Koran Jakarta, Tempo & Wikipedia
0 Comments