FILIPINA BORONG JET TEMPUR KOREA SELATAN

Manila - Filipina akan membeli 12 jet tempur FA-50 Golden Eagle Korea Selatan untuk memperkuat militernya, kata juru bicara pemerintah pada Rabu, di tengah-tengah peningkatan ketegangan laut dengan China.

Pesawat FA-50 itu akan merupakan jet tempur pertama digunakan Angkatan Udara Filipina sejak pesawat tempur F-5 buatan Amerika Serikat tidak digunakan lagi, kata juru bicara Presifen Benigno Aquino, Edwin Lacierda.

"Kami tidak memiliki jet tempur sekarang yang dapat digunakan, karena itu kami perlu meningkatkan kemampuan udara. Ini bagian dari proses memorderniasasi perangkat keras militer kami," katanya kepada wartawan.

Lacierda mengatakan jet-jet itu akan digunakan untuk pelatihan, pencegatan dan penanggulangan bencana dan akan menggunakan kamera udara untuk menyurvei daerah-daerah.

Ia menegaskan pembelian yang direncanakan itu tidak ditujukan terhadap satu negara kendatipun krtegangan-ketegangan baru dengan China menyangkut saling klaim wilayah maritim di Laut China Selatan.

Juru bicara Departemen Pertahanan, Peter Galvez, mengatakan, pesawat FA-50 dipilih karena sesuai dengan semua persyaratan negara itu dan karena harganya, dan menambahkan dana 18,9 miliar peso (309 juta dolar AS) telah dianggarkan bagi pembelian pesawat-peawat itu.

Manila kini mulai berunding bagi pesawat tersebut, katanya, dan menambahkan pemerintah akan mengusahakan agar pesawat-pesawat oti dapat dikirim secepat mungkin agar para pilot Filipina dan memulai pelatihan dengan pesawat itu.

Dalam bulan-bulan belakangan ini Filipina makin gencar memordernisasi militernya untuk menghadapi keagresifan China yang meningkat dalam menegaskan klaimnya atas sebagian besar wilayah Laut China Selatan.

Kendatipun Filipina telah lama mengandalkan hubungan pertahanannya pada Amerika Serikat bagi sebagian besar senjatanya,negara itu kini sedang berusaha untuk memperoleh senjata dari negara-negara lain seperti Polandia, Spanyol, Italia, Kanada dan Prancis.

Presiden Aquino membicarakan pembelian peralatan militer Korsel ketika Presiden Korsel Lee Myung-Bak mengunjungi negara itu November 2011.

Post a Comment

0 Comments