Indonesia dipandang memiliki
posisi maritim yang strategis bagi lalu lintas perdagangan dan pelayaran
global. Itulah sebabnya sejumlah negara maju, termasuk AS, berkepentingan
menjalin kerjasama maritim dengan Indonesia.
Demikian menurut perwira
angkatan laut, baik dari Indonesia dan Amerika Serikat, serta seorang diplomat
senior AS dalam suatu diskusi di Jakarta, Selasa, 29 Januari 2013. Diskusi
terbatas itu memaparkan upaya memperluas dan memperkuat Kemitraan Keamanan AS
dan Indonesia, terutama dalam Kerjasama Maritim.
Kolonel Laut Judijanto,
perwira dari Sekolah Staf dan Komando TNI Angkatan Laut (Seskoal), menyatakan
bahwa Indonesia memegang posisi yang sangat penting bagi banyak negara,
mengingat letaknya di antara dua lautan besar. "Wilayah kita ibarat pusat
gravitasi keamanan maritim. Itulah sebabnya banyak negara yang ingin
meningkatkan kerjasama yang lebih baik dengan Indonesia," kata Judijanto.
Kepala Pusat Olah Yudha (War
Game Centre) di Seskoal itu mengingatkan Amerika Serikat telah mengadakan
kemitraan strategis dengan Indonesia, yang juga melingkupi keamanan maritim.
Beberapa negara lain juga menjalin kemitraan serupa, seperti China, Korea
Selatan, dan Jepang. "Bahkan Uni Eropa pun ingin menjalin kerjasama dengan
kita. Begitu pula Inggris," kata Judijanto.
Dia pun menunjukkan betapa
pentingnya perairan-perairan Indonesia bagi perdagangan dan pelayaran
internasional. "Setiap tahun, 63.000 kapal melintas Selat Malaka. 3.500 di
Selat Sunda, dan 3.900 di Selat Lombok," kata Judijanto.
Dia juga mengungkapkan bahwa
di Selat Malaka, tonase kapal-kapal dagang yang melintas setiap tahun mencapai
525 juta ton dengan nilai US$390 miliar, di Selat Sunda sebanyak 15 juta ton
dengan nilai total US$5 miliar, sedangkan di Selat Lombok sebanyak 140 juta ton
senilai US$40 miliar.
Presentase Judijanto itu
mendukung penilaian Duta Besar David Merrill, yang sebelumnya memaparkan bahwa
Indonesia memiliki tiga selat kunci bagi perdagangan dan pelayaran global,
yaitu Malaka, Sunda, dan Lombok.
"Itulah yang membuat
Indonesia punya peran esensial dalam mempertahankan keamanan maritim di Asia
Pasifik, begitu pula dengan perdagangan dan pelayaran global," kata
Merrill, diplomat veteran yang kini memimpin lembaga persahabatan AS-Indonesia,
Usindo, yang menjadi penyelenggara diskusi.
Menurut dia, wajarlah bila AS
berkepentingan menjalin kerjasama dengan Indonesia dalam beberapa dekade
terakhir atas keamanan maritim dan memperkuat pertahanan maritim.
"Kerjasama demikian juga membentuk bagi dari kebijakan pelibatan AS di
kawasan Asia Pasifik," kata Merrill.
Atase Angkatan Laut Kedutaan
Besar AS di Jakarta, Kolonel Laut Adrian Jansen, mengingatkan bahwa Kemitraan
Komprehensif di bidang keamanan antara negaranya dengan Indonesia mencakup
beberapa sektor, beberapa yaitu dialog keamanan, pendidikan dan pelatihan,
bantuan kemanusiaan untuk korban bencana alam, keamanan maritim, keamanan
lingkungan maritim, dan lain-lain.
"Oleh karena itu AS
menggalang kerjasama di beberapa program dengan TNI Angkatan Laut, seperti
menjaga keamanan keamanan maritim dari perompakan, distribusi bantuan kepada
korban bencana alam secara cepat, pertukaran kunjungan, pelatihan, dan
sebagainya. Saya percaya Angkatan Laut merupakan landasan bagi kerjasama
militer-ke-militer kedua negara," kata Jansen.
0 Comments