Sachsen Class Frigate - Jerman |
Fregat
atau pergata adalah suatu nama yang digunakan bagi berbagai jenis kapal perang
pada beberapa masa yang berbeda. Istilah ini merujuk pada beberapa peran dan
ukuran kapal yang berbeda.
Pada
zaman kapal layar masih digunakan, fregat diciptakan sebagai kapal untuk
melakukan tugas-tugas pengawalan armada dagang. Seperti kita ketahui pada zaman
itu orang-orang Eropa sedang giat melakukan penjelajahan samudera untuk mencari
daerah penghasil rempah-rempah. Dalam pelayaran tersebut sering dijumpai
gangguan, baik dari perompak maupun dari armada militer negara musuh. Untuk itu
diciptakan sebuah kapal yang mampu melakukan pelayaran jarak jauh, namun juga
dapat mempertahankan diri dari serangan musuh. Pada zaman itu kapal jenis
fregat biasanya dilengkapi dengan meriam disetiap sisi, haluan, dan buritan.
Setiap kapal biasanya memiliki 100 pucuk meriam.
Kapal Fregat pada abad 18 |
Kapal
fregat muncul ketika negara-negara maritim seperti Spanyol, Belanda, Inggris,
Portugal memerlukan kapal-kapal perang yang lebih lincah, lebih gesit dan lebih
ringan dibandingkan dengan galleon. Hal ini diperlukan untuk menjaga atau patroli
di wilayah jajahan sekaligus untuk menjaga kehadirannya di perairan dengan
jumlah kapal yang lebih banyak. Untuk itu pada abad ke-17 hadirlah kapal-kapal
fregat atau frigatte.
Kapal
fregat memiliki ukuran lebih kecil daripada galleon namun memiliki tiga tiang
layar. Kapal ini kemudian diangap sebagai kapal tempur utama atau ship of the
line dalam suatu armada. Pada abad ke 18 dan 19 frigatte kemudian dimodifikasi
dan ditambahkan tempat komando yang kemudian ditambahkan pada kapal galleon.
Saat
ini, kapal jenis fregat digunakan untuk patroli samudera, serta pengawalan
armada dagang dan tangker di daerah rawan. Misalnya armada fregat milik Amerika
Serikat sering digunakan untuk patroli di kawasan perairan Timur Tengah. Kapal
fregat modern biasanya dilengkapi dengan meriam serba guna, torpedo, rudal dari
permukaan ke permukaan, dan rudal dari permukaan ke udara. Secara spesifik
fregat dibagi dalam beberapa fungsi, ada spesialis antikapal selam, antikapal
permukaan, patroli,dan pertahanan udara. Sistem senjata dan elektronika yang
ada di setiap fregat disesuaikan dengan tugas spesifik tersebut.
Fregat
adalah salah satu jenis kapal kombatan. Termasuk di dalamnya fregat yang
menenggelamkan kapal Komodor Yos Sudarso di Laut Aru, pada upaya perebutan
kembali Irian Barat, 1962.
Fregat
TNI AL
1.KRI Slamet
Riyadi
KRI
Slamet Riyadi (352) merupakan kapal kedua dari kapal perang Perusak Kawal
Berpeluru Kendali kelas Ahmad Yani milik TNI Angkatan Laut. Dinamai menurut
Slamet Riyadi, salah seorang pahlawan nasional.
KRI
Slamet Riyadi merupakan kapal fregat bekas pakai AL Belanda (Hr.Ms. Van Speijk
(F802)) yang kemudian dibeli oleh Indonesia. Kapal ini termasuk dalam Fregat
kelas Leander dengan sedikit modifikasi dari disain RN Leander asli. Dibangun
tahun 1963 oleh Koninklijke Maatschappij de Schelde, Vlissingen, Belanda dan
mulai bertugas pada AL Belanda sejak 1967.
Pada
tahun 1987, dibebastugaskan dari AL Belanda dan mendapat peningkatan kemampuan
sebelum berpindah tangan ke TNI-AL pada tahun 1987. Termasuk di antaranya adalah
pemasangan sistem pertahanan rudal antipesawat (sea-to-air missile/SAM) Mistral
menggantikan Sea Cat. Di Indonesia, kapal ini bertugas sebagai armada patroli
dengan kemampuan anti-kapal permukaan, anti-kapal selam dan anti-pesawat udara.
KRI
Slamet Riyadi memiliki berat 2.940 ton. Dengan dimensi 113,42 meter x 12,51 m x
4,57 m. Ditenagai oleh mesin diesel 2 x Caterpillar CAT DITA 3616, Reintjes WAV
1000 @16,000 shp sanggup mendorong kapal hingga kecepatan 28,5 knot. Diawaki
oleh maksimal 180 pelaut.
KRI
Slamet Riyadi dipersenjatai dengan berbagai jenis persenjataan modern untuk
mengawal wilayah kedaulatan Indonesia. Termasuk di antaranya adalah :
8
Peluru Kendali Permukaan-ke-permukaan China Haiying Electromechanical
Technology Academy C-802 dengan jangkauan maksimum 120 km (70 mil laut),
berkecepatan 0,9 mach, berpemandu active radar homing dengan hulu ledak seberat
165 kg.
4
Peluru kendali permukaan-ke-udara Mistral dalam peluncur Simbad laras ganda
sebagai pertahanan anti serangan udara. Jangkauan efektif 4 km (2,2 mil laut),
berpemandu infra merah dengan hulu ledak 3 kg. Berkemampuan anti pesawat udara,
helikopter dan rudal.
1
Meriam OTO-Melara 76/62 compact berkaliber 76 mm (3 inchi) dengan kecepatan
tembakan 85 rpm, jangkauan 16 km untuk target permukaan dan 12 km untuk target
udara.
2
Senapan mesin 12,7 mm
12
Torpedo Honeywell Mk. 46, berpeluncur tabung Mk. 32 (324 mm, 3 tabung) dengan
jangkauan 11 km kecepatan 40 knot dan hulu ledak 44 kg. Berkemampuan anti kapal
selam dan kapal permukaan.
KRI
Slamet Riyadi diperlengkapi radar LW-03 2-D air search, sonar PHS-32. Juga
diperlengkapi dengan kontrol penembakan (fire control) M-44 SAM control serta
perangkat perang elektronik UA-8/9 intercept. Sebagai pertahanan diri mempunyai
2 peluncur decoy RL. Memiliki
dek untuk 1 helikopter
2.KRI Yos
Sudarso
KRI
Yos Sudarso (353) merupakan kapal ketiga dari kapal perang kelas Perusak Kawal
Berpeluru Kendali Kelas Ahmad Yani milik TNI AL. Dinamai menurut Yos Sudarso,
salah seorang pahlawan nasional yang gugur di atas KRI Macan Tutul dalam
pertempuran laut Aru pada masa kampanye Trikora.
KRI
Yos Sudarso merupakan kapal fregat bekas pakai AL Belanda (F803) yang kemudian
dibeli oleh Indonesia. Kapal ini bersaudara dekat dengan Fregat Inggris Kelas
HMS Leander dengan sedikit modifikasi dari disain RN Leander asli. Dibangun
tahun 1967 oleh Nederlandse Dok en Scheepsbouw Mij, Amsterdam, Belanda dan
mendapat peningkatan kemampuan sebelum berpindah tangan ke TNI Angkatan Laut
pada tahun 1977-1980. Termasuk diantaranya adalah pemasangan sistem pertahanan
rudal anti pesawat (SAM, Sea to Air Missile) ) Mistral menggantikan Sea Cat.
Penggantian juga dilakukan pada senjata rudal yang semula menggunakan 8x
Harpoon Mc Douglas buatan USA diganti dengan C-802 buatan Tiongkok.
Bertugas
sebagai armada patroli dengan kemampuan anti kapal permukaan, anti kapal selam
dan anti pesawat udara.
KRI
Yos Sudarso memiliki berat 2,940 ton. Dengan dimensi 113,42 meter x 12,51 meter
x 4,57 meter. Ditenagai oleh mesin diesel 2 x Caterpillar CAT DITA 3616,
Reintjes WAV 1000 P gearboxes dengan kekuatan 16000hp. Repowering mesin
penggerak dilakukan oleh PT PAL yang semula menggunakan mesin boiler.
KRI
Yos Sudarso dipersenjatai dengan berbagai jenis persenjataan modern untuk
mengawal wilayah kedaulatan Republik Indonesia. Termasuk diantaranya adalah:
4
Peluru Kendali Permukaan-ke-permukaan China Aerospace Science and Industry
Corporation (CASIC) C-802 dengan jangkauan maksimum 120 Km , berkecepatan
jelajah 0,8-0,9 mach, berpemandu inertial/GPS dan terminal active radar dengan
hulu ledak seberat 150 Kg.
4
Peluru kendali permukaan-ke-udara Mistral dalam peluncur Simbad laras ganda
sebagai pertahanan anti serangan udara. Jangkauan efektif 4 Km (2,2 mil laut),
berpemandu infra merah dengan hulu ledak 3 Kg. Berkemampuan anti pesawat udara,
helikopter dan rudal.
1
Meriam OTO-Melara 76/62 compact berkaliber 76mm (3 inchi) dengan kecepatan
tembakan 85 rpm, jangkauan 16 Km untuk target permukaan dan 12 Km untuk target
udara.
2
Senapan mesin 12.7mm
12
Torpedo Honeywell Mk. 46, berpeluncur tabung Mk. 32 (324mm, 3 tabung) dengan
jangkauan 11 Km kecepatan 40 knot dan hulu ledak 44 kg. Berkemampuan anti kapal
selam dan kapal permukaan.
KRI
Yos Sudarso diperlengkapi radar LW-03 2-D air search, sonar PHS-32. Juga
diperlengkapi dengan kontrol penembakan (fire control) M-44 SAM control serta
perangkat perang elektronik UA-8/9 intercept. Sebagai pertahanan diri mempunyai
2 peluncur decoy RL. Memiliki
dek untuk 1 helikopter.
3.KRI Ahmad Yani
KRI
Ahmad Yani (351) merupakan kapal pertama dari kapal perang kelas Perusak Kawal
Berpeluru Kendali Kelas Ahmad Yani milik TNI AL. Dinamai menurut Jendral Ahmad
Yani, salah seorang Pahlawan Revolusi.
KRI
Ahmad Yani merupakan kapal fregat bekas pakai AL Belanda (HMNLS Van Speijk
F804) yang kemudian dibeli oleh Indonesia. Kapal ini bersaudara dekat dengan
Fregat Inggris Kelas HMS Leander dengan sedikit modifikasi dari disain RN
Leander asli. Dibangun tahun 1967 oleh Koninklijke Maatschappij de Schelde,
Vlissingen, Belanda dan mendapat peningkatan kemampuan sebelum berpindah tangan
ke TNI Angkatan Laut pada tahun 1977-1980. Termasuk diantaranya adalah
pemasangan sistem pertahanan rudal anti pesawat (SAM, Surface to Air Missile) )
Mistral menggantikan Sea Cat.
Bertugas
sebagai armada patroli dengan kemampuan anti kapal permukaan, anti kapal selam
dan anti pesawat udara.
Pada
tahun 2007, bersama dengan KRI Abdul Halim Perdanakusuma (355), selesai
menjalani pergantian mesin yang dijalaninya selama 2 tahun. Saat ini KRI Ahmad
Yani kembali memperkuat Komando Armada RI Kawasan Timur.
KRI
Ahmad Yani memiliki berat 2,940 ton. Dengan dimensi 113,42 meter x 12,51 meter
x 4,57 meter. Ditenagai oleh mesin diesel dengan 2 x Caterpillar CAT DITA 3616,
Reintjes WAV 1000 yang menghasilkan 16,000 hp sanggup mendorong kapal hingga
kecepatan 28,5 knot. Diawaki oleh maksimal 180 pelaut.
KRI
Ahmad Yani dipersenjatai dengan berbagai jenis persenjataan modern untuk
mengawal wilayah kedaulatan republik Indonesia. Termasuk diantaranya adalah :
8
Peluru Kendali Permukaan-ke-permukaan China Haiying Electromechanical
Technology Academy C-802 dengan jangkauan maksimum 120 Km (70 mil laut),
berkecepatan 0,9 mach, berpemandu active radar homing dengan hulu ledak seberat
165 Kg.
4
Peluru kendali permukaan-ke-udara Mistral dalam peluncur Simbad laras ganda
sebagai pertahanan anti serangan udara. Jangkauan efektif 4 Km (2,2 mil laut),
berpemandu infra merah dengan hulu ledak 3 Kg. Berkemampuan anti pesawat udara,
helikopter dan rudal.
1
Meriam OTO-Melara 76/62 compact berkaliber 76mm (3 inchi) dengan kecepatan
tembakan 85 rpm, jangkauan 16 Km untuk target permukaan dan 12 Km untuk target
udara.
2
Senapan mesin 12.7mm
12
Torpedo Honeywell Mk. 46, berpeluncur tabung Mk. 32 (324mm, 3 tabung) dengan
jangkauan 11 Km kecepatan 40 knot dan hulu ledak 44 kg. Berkemampuan anti kapal
selam dan kapal permukaan.
KRI
Ahmad Yani diperlengkapi radar LW-03 2-D air search, sonar PHS-32. Juga
diperlengkapi dengan kontrol penembakan (fire control) M-44 SAM control serta
perangkat perang elektronik UA-8/9 intercept. Sebagai pertahanan diri mempunyai
2 peluncur decoy RL.
Memiliki
dek untuk 1 helikopter yang sebelumnya adalah Westland Wasp HAS 1 (kini
pensiun) dengan fungsi sebagai heli anti kapal selam. Mungkin kini diganti
dengan NBO-105 atau NAS 332L Super Puma.
4.KRI Oswald
Siahaan
KRI
Oswald Siahaan (354) merupakan kapal keempat dari kapal perang kelas Perusak
Kawal Berpeluru Kendali Kelas Ahmad Yani milik TNI AL. Dinamai menurut Oswald
Siahaan, salah seorang anggota TNI AL yang gugur pada saat pertempuran Teluk
Sibolga.
KRI
Oswald Siahaan merupakan kapal fregat bekas pakai AL Belanda (HMNLS Isaac
Sweers F805) yang kemudian dibeli oleh Indonesia. Kapal ini bersaudara dekat
dengan Fregat Inggris Kelas HMS Leander dengan sedikit modifikasi dari disain
RN Leander asli. Dibangun tahun 1967 oleh Nederlandse Dok en Scheepsbouw Mij,
Amsterdam, Belanda dan mendapat peningkatan kemampuan sebelum berpindah tangan
ke TNI Angkatan Laut pada tahun 1977-1980. Termasuk diantaranya adalah
pemasangan sistem pertahanan rudal anti pesawat (SAM, Sea to Air Missile) )
Mistral menggantikan Sea Cat. Pada tahun 2010 dilakukan penggantian senjata
rudal yang semula menggunakan rudal 8x Harpoon McDonnel Douglas buatan USA
diganti dengan rudal 4x P-800 Oniks Yakhont buatan Rusia. Penggantian ini
dilakukan oleh PT PAL
Bertugas
sebagai armada patroli sekaligus armada pemukul dengan kemampuan anti kapal
permukaan, anti kapal selam dan anti pesawat udara.
KRI
Oswald Siahaan memiliki berat 2,940 ton. Dengan dimensi 113,42 meter x 12,51
meter x 4,57 meter. Ditenagai oleh mesin diesel 2 x SEMT Pielstick 12PA6B, Renk
SWUF 98 gearboxes yang mampu menghasilkan tenaga 11800hp setiap mesinnya.
Repowering mesin dilakukan pada tahun 2006 oleh PT PAL untuk menggantikan
tenaga mesinnya yang semula menggunakan mesin boiler.
KRI
Oswald Siahaan dipersenjatai dengan berbagai jenis persenjataan modern untuk
mengawal wilayah kedaulatan Republik Indonesia. Termasuk diantaranya adalah :
4
Peluru Kendali Permukaan-ke-permukaan P-800 Oniks atau dikenal dengan rudal
Yakhont dengan jangkauan maksimum 300 Km , berkecepatan 2,5 mach, dengan sistem
peluncur vertikal (VLS) dengan hulu ledak seberat 300 Kg.
4
Peluru kendali permukaan-ke-udara Mistral dalam peluncur Simbad laras ganda
sebagai pertahanan anti serangan udara. Jangkauan efektif 4 Km (2,2 mil laut),
berpemandu infra merah dengan hulu ledak 3 Kg. Berkemampuan anti pesawat udara,
helikopter dan rudal.
1
Meriam OTO-Melara 76/62 compact berkaliber 76mm (3 inchi) dengan kecepatan
tembakan 85 rpm, jangkauan 16 Km untuk target permukaan dan 12 Km untuk target
udara.
2
Senapan mesin 12.7mm
12
Torpedo Honeywell Mk. 46, berpeluncur tabung Mk. 32 (324mm, 3 tabung) dengan
jangkauan 11 Km kecepatan 40 knot dan hulu ledak 44 kg. Berkemampuan anti kapal
selam dan kapal permukaan.
KRI
Oswald Siahaan diperlengkapi radar LW-03 2-D air search, sonar PHS-32. Juga
diperlengkapi dengan kontrol penembakan (fire control) M-44 SAM control serta
perangkat perang elektronik UA-8/9 intercept. Sebagai pertahanan diri mempunyai
2 peluncur decoy RL.
Memiliki
dek untuk 1 helikopter yang sebelumnya adalah Westland Wasp HAS 1 (kini pensiun)
dengan fungsi sebagai heli anti kapal selam. Mungkin kini diganti dengan
NBO-105 atau NAS 332L Super Puma.
KRI
Oswald Siahaan turut berperan dalam mengamankan perairan Republik Indonesia
dalam konflik Ambalat dengan Malaysia.
5.KRI Karel
Sasuit Tubun
KRI
Karel Satsuit Tubun adalah Fregat kelas Ahmad Yani milik TNI Angkatan Laut.
Dinamai menurut Karel Satsuit Tubun, salah seorang pahlawan nasional.
KRI
Karel Satsuit Tubun merupakan kapal fregat eks-Angkatan Laut Belanda bernama
HNLMS Isaac Sweers (F814) yang kemudian dibeli oleh Indonesia. Kapal ini
bersaudara dekat dengan Fregat Inggris Kelas HMS Leander dengan sedikit
modifikasi dari disain RN Leander asli. Dibangun tahun 1967 oleh Nederlandse
Dok en Scheepsbouw Mij, Amsterdam, Belanda dan mendapat peningkatan kemampuan
sebelum berpindah tangan ke TNI Angkatan Laut pada tahun 1977-1980. Termasuk di
antaranya adalah pemasangan sistem pertahanan rudal anti pesawat (SAM, Sea to
Air Missile) Mistral menggantikan Sea Cat.
2x4
- Rudal Darat ke Udara mistral dengan sistem peluncur simbad
1
Pucuk Meriam - OTO-Melara Compact Kaliber 76 mm ; kecepatan tembakan 85 peluru
per menit
2x2
- Rudal anti Kapal perang C-802 - berpemandu inertial/GPS dan Active radar
homming
4x
- Torpedo Honeywell Mk 46 Kaliber 533 mm berkemampuan SUT (Surface &
Underwater Target)
2x
- Senapan Mesin Berat browning kaliber 12,7 mm
Dilengkapi
pula dengan radar kontrol tembakan,sonar dan decoy
6.KRI
Abdul Halim Perdanakusuma
KRI
Abdul Halim Perdana Kusuma (355) merupakan kapal kelima dari Fregat kelas Ahmad
Yani milik TNI Angkatan Laut. Dinamai menurut Abdul Halim Perdana Kusuma, salah
seorang pahlawan nasional yang namanya juga merupakan nama bandara dan
Pangkalan Udara di Jakarta.
KRI
Abdul Halim Perdana Kusuma merupakan kapal fregat eks-Angkatan Laut Belanda
bernama HNLMS Evertsen (F815) yang kemudian dibeli oleh Indonesia. Kapal ini
bersaudara dekat dengan Fregat Inggris Kelas HMS Leander dengan sedikit
modifikasi dari disain RN Leander asli. Dibangun tahun 1967 oleh Nederlandse
Dok en Scheepsbouw Mij, Amsterdam, Belanda dan mendapat peningkatan kemampuan
sebelum berpindah tangan ke TNI Angkatan Laut pada tahun 1977-1980. Termasuk
diantaranya adalah pemasangan sistem pertahanan rudal anti pesawat (SAM, Sea to
Air Missile) ) Mistral menggantikan Sea Cat.
Bertugas
sebagai armada patroli dengan kemampuan anti kapal permukaan, anti kapal selam
dan anti pesawat udara.
Pada
tahun 2007, bersama dengan KRI Ahmad Yani (351), selesai menjalani pergantian
mesin yang dijalaninya selama 2 tahun. Saat ini KRI Abdul Halim Perdanakusuma
kembali memperkuat Komando Armada RI Kawasan Timur.
KRI
Abdul Halim Perdana Kusuma memiliki berat 2,940 ton. Dengan dimensi 113,42
meter x 12,51 meter x 4,57 meter. Ditenagai oleh turbin uap dengan 2 boiler, 2
shaft yang menghasilkan 30,000 shp sanggup mendorong kapal hingga kecepatan
28,5 knot. Diawaki oleh maksimal 180 pelaut.
KRI
Abdul Halim Perdana Kusuma dipersenjatai dengan berbagai jenis persenjataan
modern untuk mengawal wilayah kedaulatan Republik Indonesia. Termasuk
diantaranya adalah :
4
Peluru Kendali Permukaan-ke-permukaan China Aerospace Science and Industry
Corporation (CASIC) C-802 dengan jangkauan maksimum 120 Km , berkecepatan
jelajah 0,8-0,9 mach, berpemandu inertial/GPS dan terminal active radar dengan
hulu ledak seberat 150 Kg.
4
Peluru kendali permukaan-ke-udara Mistral dalam peluncur Simbad laras ganda
sebagai pertahanan anti serangan udara. Jangkauan efektif 4 Km (2,2 mil laut),
berpemandu infra merah dengan hulu ledak 3 Kg. Berkemampuan anti pesawat udara,
helikopter dan rudal.
1
Meriam OTO-Melara 76/62 compact berkaliber 76mm (3 inchi) dengan kecepatan
tembakan 85 rpm, jangkauan 16 Km untuk target permukaan dan 12 Km untuk target
udara.
2
Senapan mesin 12.7mm
12
Torpedo Honeywell Mk. 46, berpeluncur tabung Mk. 32 (324mm, 3 tabung) dengan
jangkauan 11 Km kecepatan 40 knot dan hulu ledak 44 kg. Berkemampuan anti kapal
selam dan kapal permukaan.
KRI
Abdul Halim Perdana Kusuma diperlengkapi radar LW-03 2-D air search, sonar
CWE-610 dan PDE-700 (VDS). Juga diperlengkapi dengan kontrol penembakan (fire
control) M-44 SAM control serta perangkat perang elektronik UA-8/9 intercept.
Sebagai pertahanan diri mempunyai 2 peluncur decoy RL.
Memiliki
dek untuk 1 helikopter yang sebelumnya adalah Westland Wasp HAS 1 (kini
pensiun) dengan fungsi sebagai heli anti kapal selam. Mungkin kini diganti
dengan NBO-105 atau NAS 332L Super Puma.
Wikipedia
0 Comments