Canberra - Krisis ekonomi dunia membuat sejumlah angkatan
perang di dunia harus memotong anggarannya. Kali ini giliran angkatan perang
Australia, yang terpaksa menimbang kembali rencana untuk menggandakan armada
kapal selamnya.
Desakan penggurangan anggaran itu diterima Pemerintah
Australia di Canberra. Menurut Menteri Pertahanan David Johnston, pihaknya
tidak yakin Australia perlu menambah sampai 12 kapal selam konvensional baru,
sebagaimana yang diperkirakan badan perencana militer.
Dengan biaya mencapai 36 miliar dolar Australia, penambahan
armada kapal selam tersebut diprediksi bakal menjadi pembelian militer satuan
terbesar bagi Australia. “Bagi saya, ini misteri mengapa kita butuh 12 kapal
selam baru,” kata Johnston, seperti dikutip dari Wall Street Journal, Jumat
pekan lalu.
Lantaran itulah, Johnston menyerukan peninjauan ulang
belanja perlengkapan militer sebagai bagian dari proses perencanaan strategis
yang diluncurkan pemerintahan konservatif. September lalu, pemerintahan
konservatif yang dipimpin Tony Abbott menang dalam pemilihan umum dengan janji
pengetatan fiskal.
“Ini adalah masalah teknis yang akan didikte oleh situasi
saat ini dan saya ingin Angkatan Laut memberitahu saya rencana mereka ke
depannya. Mungkin kita butuh lebih dari 12, mungkin kurang. Saya tidak yakin,”
katanya dalam sebuah wawancara.
Pemerintah Australia terdahulu, yang dipimpin oleh Partai
Buruh, pada 2009, merilis rencana untuk membeli 12 kapal selam besar
konvensional. Ini untuk menggantikan enam kapal selam kelas Collins yang saat
ini dimiliki Australia.
Armada kapal selam yang lebih besar, lebih kuat, dengan
jangkauan lebih jauh akan mampu menghadapi ancaman bawah laut di Asia yang kini
meningkat. Singapura, Indonesia, Vietnam, dan Malaysia telah mengerahkan kapal
selam baru untuk menangkis ancaman di beberapa rute perdagangan terpenting
dunia serta mengantisipasi ambisi Cina.
Januari kemarin, Cina mengirim satu armada kapal
militer–yang mungkin didukung oleh sebuah kapal selam–ke perairan antara
Indonesia dan Australia. Aksi ini dianggap sebagai demonstrasi jangkauan
Beijing di laut. Langkah ini memicu kewaspadaan Canberra, yang lantas mengirim
pesawat patroli maritim untuk berjaga-jaga.
Negara Asia Tenggara biasanya mengoperasikan kapal selam
dengan bobot terbenam sekitar 2.000 ton. Australia mengerahkan kapal berbobot
4.000 ton atau lebih, yang mungkin dilengkapi rudal bawah laut untuk menyerang
daratan. Dengan kapal ini Australia juga mampu mengerahkan tentara pasukan
khusus.
Anggaran pertahanan Australia adalah sekitar 26 miliar dolar
Australia atau 1,6% dari produk domestik bruto untuk tahun fiskal kali ini (Mei
2013-Juni 2014). Dalam beberapa tahun ke depan, Canberra berencana membeli
sampai 100 jet tempur F-35 Lightning dengan biaya mencapai16 miliar dolar
Australia untuk membentuk kekuatan di udara yang dapat menghindari radar
0 Comments