PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) memberikan
pembekalan kemampuan berbisnis kepada 186 orang berpangkat kolonel di kalangan
TNI Angkat Darat, sekaligus menawarkan kesempatan kerja sama bisnis.
Dalam acara Corporate Management Training:
Pembekalan Karir Kedua dengan tema "Menjadi Wira Usaha dan
Professional" tersebut, Direktur Utama RNI Ismed Hasan Putro mengungkapkan
bahwa saat ini dibutuhkan wiraswasta yang bisa mendukung ketahanan pangan.
"Pemberian materi tersebut berdasarkan
tantangan bangsa Indonesia saat ini, yaitu ketahanan pangan nasional yang cukup
rawan. Kebutuhan pokok nasional saat ini relatif besar. Sayangnya, kebutuhan
tersebut dipenuhi melalui pasar impor dari negara lain," ungkapnya dalam
keterangan tertulisnya, Jumat (12/7/2013).
Ismed menilai situasi tersebut seperti dua sisi mata
uang. Di satu sisi, gejolak yang terjadi di negara pengekspor akan memberikan
dampak negatif bagi kebutuhan pangan dalam negeri. Di sisi lain, besarnya
kebutuhan pangan dalam negeri adalah pasar atau peluang yang sangat baik untuk
dipenuhi.
Oleh karena itu, Ismed menganjurkan kepada para
peserta untuk mampu memanfaatkan peluang tersebut, sekaligus mampu meningkatkan
ketahanan pangan dalam negeri.
"Indonesia memiliki sumber daya alam dan
manusia luar biasa yang tidak dimiliki oleh bangsa lain. Karenanya, sungguh
ironis apabila Indonesia harus menggantungkan kebutuhan pokoknya melalui
impor," lanjutnya.
Kebutuhan pokok yang masih diimpor tersebut adalah
kedelai, gula, daging sapi, garam, dan lainnya. Untuk memenuhi kebutuhan
tersebut, sesuai dengan potensi yang dimilikinya, RNI telah merintis
pengembangan usaha di bidang peternakan sapi terintegrasi, penjualan gula
ritel, pengembangan kedelai, pengembangan perkebunan sawit, dan lainnya.
Pada kesempatan tersebut, Ismed menawarkan untuk
berbisnis gula, plasma sawit, dan daging sapi kepada para peserta.
Salah seorang peserta menyarankan agar mengembangkan
komoditas di daerah perbatasan sekaligus berfungsi untuk ketahanan keamanan
serta mempercepat pengembangan sebagai solusi terbatasnya ketersediaan lahan.
Ismed merespons positif saran tersebut dan
mengharapkan adanya tindak lanjut, baik dari Kementerian BUMN selaku pemegang
saham, maupun pimpinan TNI.
0 Comments