Jakarta - Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Indonesia
memesan pesawat udara nir awak (PUNA) tipe Wulung untuk kebutuhan 1 skuadron.
Pesawat yang bisa digunakan untuk misi mata-mata ini, dibuat
oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menggandeng PT Dirgantara
Indonesia (Persero) dan PT LEN Industri (Persero).
PUNA tipe wulung saat ini memasuki tahap sertifikan sebelum
proses produksi. Hal ini disampaikan oleh Software Engineer BPPT, Heri Tri M
kepada detikFinance, di sela pameran Harteknas di Gedung BPPT Jakarta, Senin
(24/6/2013).
"Yang akan diproduksi massal wulung untuk satu
skuadron. Itu sedang proses produksi. Karena kita lembaga riset, nggak bisa
ikut pengadaan maka kita kerjasama dengan PT DI dan LEN. Mereka yang bertugas
untuk pengadaan produksi," ucap Heri.
Pada kesempatan ini, BPPT menampilkan 3 varian PUNA yakni
Sriti, Alap-Alap dan Wulung. Untuk varian Wulung, Heri menjelaskan pesawat ini
mampu terbang selama 4 jam dengan radius maksimal 130 KM dari pusat peluncuran.
Pesawat ini mempunyai fungsi untuk pemantauan atau surveillance.
"Pemetaan udara, untuk pengamatan perbatasan bisa untuk
buat pengawasan hutan," tambahnya.
0 Comments