Anti balistik ( ilustrasi ) |
Beijing - Kementerian Pertahanan China mengonfirmasi tentang keberhasilan
mereka mengujicoba sistem penangkal atau anti serangan peluru kendali. Ini
menjadi langkah kedua kali China setelah operasi serupa pada 11 Januari 2010.
Uji coba
seperti itu sebelumnya juga dilakukan Amerika Serikat dan Jepang. Materi tes
meliputi juga pendayagunaan teknologi deteksi yang rumit, melacak, dan
menghancurkan misil balistik yang terbang di ruang angkasa.
China
menunjukkan "kekuatan otot" militernya secara semakin terbuka melalui
kampanye pemberitaan yang terang-terangan. Pada masa lalu, China sangat
tertutup tentang hal ini, laiknya sikap negara-negara komunis.
Sebelumnya,
Korea Selatan juga mengujicoba sistem serupa yang dinamakan Naro, sebagai
respons dari peluncuran "sistem satelit" melalui roket Unha-3 Korea
Utara.
China
memerlukan berbagai sumber daya secara masif dan ruang seluas-luasnya di dunia
untuk bisa memelihara tingkat pertumbuhan ekonomi bagi 1,2 miliar penduduknya
sekaligus meningkatkan penetrasi pasar produknya. China juga secara semakin
agresif dan terang-terangan mengklaim sepihak atas sebagian besar perairan Laut
China Selatan.
Sikap ini
berhadapan langsung dengan kepentingan serupa atas sebagian kecil Laut China
Selatan oleh Brunei Darussalam, Viet Nahm, Filipina, dan Malaysia. China juga
tengah bersengketa serius tentang kepemilikan perairan dengan Jepang atas
Kepulauan Senkaku, di Laut China Timur.
0 Comments