GUNA mengurangi
ketergantungan terhadap produk-produk luar negeri dan sebagai wujud kemandirian
terhadap industri pertahanan di tanah air, Dislitbangau mengadakan uji coba
bom, dengan menggunakan pesawat tempur F-16/Fighting Falcon dari Skadron Udara
3 Lanud Iswahjudi, Rabu (30/1/2013).
Uji coba Bom Blast Effect
Anti Personel, direncanakan akan berlangsung selama tiga hari tersebut diawali
dengan paparan dari Dislitbangau oleh Mayor Tek Chaeruman dalam briefing pagi
di ruang Tedy Kustari Lanud Iswahjudi.
Dilanjutkan dengan simulasi
pemasangan Bom di pesawat F-16/Fighting Falcon dari Skadron Udara 3 Lanud
Iswahjudi, disaksikan oleh Kadislitbangau Marsma TNI Edy Yuwono, Komandan Wing
3 Kolonel Pnb Tedy Rizalihadi beserta tim penilai lannya.
Dalam kesempatan tersebut
Kadislitbangau, Marsma TNI Edy Yuwono mengatakan, uji coba Bom ini merupakan
upaya untuk mengurangi ketergantungan alutsista negara produsen dari luar
negeri, dan sesuai keinginan pemerintah mengenai kemandirian dalam produksi
alat pertahanan dalam negeri, Dislitbangau sebagai Balakpus Mabes TNI AU telah
melaksanakan beberapa kegiatan penelitian dan pengembangan khususnya di bidang
Alutsista.
“Dengan ketersediaan
alutsista produksi dalam negeri yang memadai, dan tidak tergantung dengan
negara produsen maka kemampuan operasional TNI Angkatan Udara dalam
mempertahankan kedaulatan NKRI dapat terlaksana dengan baik," ungkap
Marsma TNI Edy Yowono.
Semantara di hari kedua
tanggal 31 Januari, direncanakan dilaksanakan uji coba Bom dengan menggunakan
pesawat tempur F-16, sedangkan sasaran pengeboman di Air Weapon Ring (AWR)
Pandanwangi Lumajang, Jawa Timur, selanjutnya hari ketiga evaluasi terhadap
hasil uji coba bom oleh tim penilai yang telah ditunjuk.
Bom dengan berat 250 kilo
gram, tersebut dirancang khusus untuk menghasilkan serpihan yang disesuaikan
dengan sasaran, dibuat oleh Dislitbangau bekerjasama dengan Dewan Riset
Nasional (DRN).
Sedangkan tim penilai dalam
uji coba tersebut diantaranya staf dari Srenaau, Sopsau, Slogau, Disaeroau,
Dislambangjaau, Koharmatau dan Depohar 60 Lanud Iswahjudi.
1 Comments
Bom lepass tampa kendali ,negara sekelas kamboja dari dulu sudah terbiasa produksi sendiri .yaaa kita punya peminpin saban hari makan gaji butaa ,aturan nya kekayaan alam yg di jarah azing di negosiazi ulang .timtim ajaa negosiasi ulang sukses bagi hazil di lepas pantai timtim !!!!
ReplyDelete