Postur dan struktur pertahanan alutsista TNI
semakin ideal. Saat ini, alutsista TNI sudah mencapai 26 persen dari 'essential
minimum forces' (MEF) alias kekuatan pokok minimum pada 2012. Pencapaian itu
naik lima persen dari tahun sebelumnya yang mencapai 21 persen.
Sesuai rencana strategis Kementerian Pertahanan
(Kemenhan), idealnya kekuatan pokok minimum alutsista sebesar 28,7 persen.
"Sehingga kurang 2,87 persen dari target yang harus dipenuhi pada tahun
ini," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro usai rapat pimpinan
bersama Panglima TNI, KSAD, KSAL, dan KSAU di Kantor Kemenhan, Jakarta, Rabu
(9/1).
Melesetnya capaian itu, kata dia, disebabkan dua alasan.
Selain pemerintah belum dapat mendukung anggaran untuk terpenuhinya kekuatan
pokok minimum, proses pengadaan melalui birokrasi panjang juga menjadi
penyebabnya. Untuk menutup kekurangan itu, Purnomo menjanjikan percepatan
pembelanjaan anggaran pada 2013.
Berdasarkan catatan, anggaran Kemenhan dan TNI pada 2012
sebanyak 74,1 triliun. Meski begitu, pengadaan barang Mabes TNI dengan
menggunakan mata uang rupiah mencapai 96,25 persen dari pagu anggaran. Untuk
TNI AD hanya 69,67 persen, TNI AL hanya 69,67 persen, dan TNI AU hanya 55,83
persen.
Untuk mempercepat terwujudnya pengadaan alutsista sesuai
kekuatan pokok minimum, pihaknya menyerukan agar semua pihak
mengimplementasikan road map reformasi birokrasi. Kalau sebelumnya pihaknya
membuat tiga rencana strategis (renstra), 2009-2014, 2014-2019, dan 2019-20124,
maka dengan berbagai percepatan bisa menjadi dua renstra saja.
"Pembangunan kekuatan TNI semakin cepat yang
merupakan prestasi bagus untuk memperkuat alutsista," katanya.
Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono mengapresiasi
kinerja jajarannya yang bekerja keras dalam melakukan pengadaan alutsista.
"Selain dengan penghapusan alutsista yang tidak digunakan lagi, TNI juga
terus melakukan pengadaan alutsista baru," ujarnya.
Untuk target pembangunan kekuatan TNI, pihaknya berencana
membangun 25 pos pertahanan darat dan lima pos pertahanan di pulau terdepan.
Hingga kini, target itu baru terealisasi tujuh pos pertahanan darat dan dua pos
pertahanan pulau terluar.
0 Comments