Moskow - Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan kunjungan resmi ke
India, dengan agenda fokus pada mendapatkan kontrak sebagai produsen senjata
untuk India sekaligus menjalin peningkatan hubungan dengan salah satu sekutu
tertua Moskow tersebut.
Putin
terbang ke New Delhi, Senin pagi, untuk mengadakan pembicaraan pribadi dengan
Perdana Menteri Manmohan Singh dan pembicaraan delegasi yang lebih luas,
diikuti dengan penandatangan dokumen, kata Kedutaan Rusia di New Delhi.
Dia
juga akan bertemu Pemimpin Partai Congress Sonia Gandhi dan pemimpin partai
oposisi BJP Sushma Swaraj.
Pemilik
Kremlin mengatakan pekan ini Putin akan membahas langkah-langkah konkret untuk
mengembangkan kemitraan strategis lebih lanjut dalam bidang perdagangan,
investasi militer dan kebijakan energi.
Perjalanan
tersebut akan menjadi yang pertama bagi Putin ke Asia Selatan sejak dia
bertugas di Kremlin pada Mei, sebelumnya Dmitry Medvedev bertemu dengan Perdana
Menteri Singh di New Delhi pada akhir Maret, sesaat sebelum mundur dari kursi
kepresidenan.
Perjalanan
terakhir Putin ke India adalah ketika dia menjabat sebagai perdana menteri pada
2010.
India
adalah salah satu mitra utama Rusia, Putin sering memuji untuk berbagi visi
geopolitik Moskow dari dunia multipolar.
Putin
bersemangat untuk menunjukkan sekutu Rusianya tersebut, yang saat ini menjadi
importir senjata tersebesar dunia, yang merupakan keinginan dan kunci bermitra,
kata Fyodor Lukyanov, yang memimpin dewan Rusia pada kebijakan luar negeri dan
pertahanan, sebuah organisasi independen.
"Inti
dari kunjungan ini adalah untuk mempertahankan status eksklusif hubungan
tersebut, hubungan dengan India sangat luas tetapi tidak berkembang dengan
baik," kata Lukyanov.
India
masih menjadi importir senjata Rusia nomor satu, dan peralatan militer yang dibuat
Rusia menyuplai 70 persen persenjataan India.
Tapi,
sementara Moskow memonopoli virtual pasar senjata India, situasi ini berubah
karena New Delhi mulai membeli dari sekitar, kata Lukyanov.
"India
membuat terobosan nyata selama 1990, dan Rusia tertidur selama itu," kata
dia.
"Putin
sedang mencoba mengompensasi hal itu, tetapi anda tidak dapat mengambil kembali
apa yang hilang. India masih membeli senjata Rusia, karena sedang bersiap untuk
konflik regional, dan Rusia memenuhi kebutuhannya tersebut, karena itu lebih
baik dari yang dimiliki musuh," kata analis independen Alexander Golts.
Namun
Moskow khawatir dengan keinginan terakhir New Delhi untuk meningkatkan pasokan
dari Barat, terutama setelah Boeing terpilih, bulan lalu, melalui alih kontrak
helikopter utama MiL Rusia.
Indoa
juga tidak bahagia dengan keterlambatan pengiriman beberapa peralatan angkatan
laut, terutama kapal induk Laksamana Gorshkov, yang sedang diperbaharui untuk
Angkatan Laut India di halaman angkatan laut Sevmash Rusia.
Rusia
awalnya akan mengirimkan kapal yang diperbaharui tersebut Agustus 2008, namun
saat ini mundur sampai akhir tahun 2013, sementara harganya dua kali lipat
lebih besar dari 978 juta dolar menjadi 2,3 miliar dolar.
Kontrak
tersebut kemungkinan datang bersamaan dengan kunjungan Putin, kata Direktur
Pusat Analisis Perdagangan Senjata Dunia Igor Korotchenko.
"Salah
satu tujuan kunjungannya adalah untuk menyetujui proyek, yang akan selesai
tahun depan tersebut, ini adalah proyek yang sulit," kata dia.
Korotchenko
menambahkan, banyak penawaran potensial yang melibatkan produsen pesawat Sukhoi
Rusia, termasuk kesepakatan 3,77 miliar dolar untuk 42 Su-30MKI, perbaikan
sebesar 1 miliar dolar untuk Su-30MKIs yang sudah tua, yang digunakan olej
angkatan udara India, dan kesepakatan untuk menghasilkan generasi kelima tempur
Sukhoi, bersama proyek Rusia-India.
Helikopter
Plant Kazan Rusia minggu ini dikirim ke India, sebuah helikopter tipe Mi-17
sebagai bagian dari 80 kontrak yang ditandatangani India, sisa kontrak akan
dikirimkan pada 2013.
"India
masih menjadi pembeli peralatan militer Rusia nomor satu, kami berencana untuk
mempertahankan posisi itu," kata Korotchenko.
0 Comments