Suatu
hari bertemulah saya dengan seorang perwira TNI AL yang cukup lama mengawaki
kapal selam.Berbagai
laut dan palung sudah dia arungi. Berbagai mahluk laut aneh telah dia temukan.
Salah satu yang unik, mahluk yang tinggal di palung dalam Indonesia.Aawalnya
dia melihat tidak ada mahluk hidup yang tinggal
di palung itu, karena sangat dalam.
Melalui camera yang terpasang di kabel terulur, mereka terus merekam
kedalaman palung.Layar
monitor tidak menunjukkan apa apa. Namun setelah cukup lama, dia terkejut
melihat ada mahluk berbentuk pipih
seperti orang (dia menyebut bidadari) yang menari-nari di kedalam palung .
Gambar
pun dia rekam lalu diserahkan ke pimpinan. Tak lama setelah ia pelajari,
ternyata ada beberapa mahluk hidup yang bisa bertahan di palung dalam dan
bentuk yang aneh-aneh, mungkin karena tekanan air yang kuat.
Saya
merasa terhormat bisa berbincang dengan Perwira Angkatan Laut yang cukup lama
berada di kapal selam ini. Dia pun
sempat terlibat proyek pemasangan ranjau dan monitor di dasar laut Indonesia.
Proyek
itu sempat hendak digarap pihak Perancis, namun dia menentangnya. Kalau
Perancis memasang alat itu, tentu fungsinya menjadi sia sia karena posisi alat
telah diketahui pihak Asing.
Setelah
ngobrol panjang lebar, masuklah saya ke pertanyaan yang sangat krusial (menurut
saya).
“Pak,
Berapa sebenarnya jumlah kapal selam Indonesia ?”, tanya saya.
Mukanya
pun tiba tiba berubah menjadi serius.
Dengan
suara setengah berbisik, dia mengatakan: “Jumlah kapal selam itu rahasia”.
“Semua
tentang kapal selam rahasia”, ujarnya. Dia lantas bercerita tentang hal ikhwal
mengapa kapal selam dikategorikan alutsista rahasia.
Saya
pun tambah bersemangat. Sebentar lagi akan mengetahui jumlah persis kapal selam
Indonesia, pikir saya di dalam hati.Saya
kembali mengejar: “Sebagai teman saja, berapa sebenarnya jumlah kapal selam
kita”, ujar saya agak ngotot.Dia
terdiam sebentar…, lalu bicara: “ini rahasia ya…!”.
“Iya”,
ucap saya, tak sabar ingin mengetahui
jumlah pastinya.Dia
pun akhirnya angkat bicara: “Jumlah kapal selam kita dua”, ujarnya.“Yahhh”,
saya langsung menghela napas. (Di dalam hati saya berkata, kalau itu sih semua
orang sudah tahu: KRI Cakra dan Nanggala).
Saya
menghargai pernyataannya dan tidak mencoba bertanya lagi tentang kapal selam
Indonesia.
Pikiran
tentang jumlah kapal selam ini, muncul setelah membaca twit dari @TweetMiliter
yang membahas tentang Minimum Essential Forces Indonesia di tahun 2014.
@TweetMiliter
mengatakan dua kapal selam Kilo Indonesia akan datang di bulan November 2013.
Persoalannya
adalah, apakah hal itu mungkin ?Kayaknya
sangat mungkin.Pertama
: Kalender TNI AL memasang kapal selam jenis KILO dari Russia.
Hal
ini sempat dilakukan Arhanud untuk alutsista baru mereka yakni rudal Starstreak
dari Inggris. Dalam gallery portal Arhanud saat itu, terpasang beberapa gambar
rudal Starstreak, padahal kedatangan alutsista itu belum diketahui publik.
Setelah
beberapa bulan, muncullah berita Indonesia membeli rudal starstreak dan
digenapi perwakilan produsen Starstreak yang membuka booth di Indo Defence
2012.
Dapat
disimpulkan, Arhanud berani memasang rudal starstreak di Portal mereka, karena
pembelian senjata itu sudah pasti. Arhanud tergoda memasang gambar Starstreak
dengan cepat, karena sangat langka alutssita dari Arhanud yang bisa
dibanggakan. Hal ini tentu meningkatkan moral prajurit.
Hal
yang sama mungkin terjadi dengan TNI AL. Mereka sangat percaya kapal selam kilo
Rusia akan dibeli, sehingga gambarnya dipasang di Kalender tahunan TNI AL.
Selama
ini kita menduga kapal selam itu telah dibeli dan telah datang ke Indonesia.
Akan tetapi kita kesulitan mencari bukti otentik tentang keberadaan dan pembelian
kapal selam Kilo itu.
Kita
asumsikan saja satu kapal selam kilo dibangun selama satu tahun. Jika Kilo
dikirim ke Indonesia November 2013, kemungkinan kontraknya ditandatangani tahun
2010 atau 2011.
Logika
kedua.
Kilo Class |
Mari
kita lihat strategi TNI AL dalam menyusun kekuatan tempur kapal perang
permukaan mereka, yang diklasifikasikan ke dalam tiga kategori.
Frigate
Van Speijk Class yang sudah tua diposisikan sebagai kekuatan strategis, setelah
semuanya nanti dipasang rudal Yakhont berdaya jankau 300 km.
Sementara
Korvet Sigma, Nakhoda Ragam dan PKR Sigma 10514 diposisikan sebagai kekuatan
pemukul berkualitas.
Adapun
kapal-kapal cepat yang akan dilengkapi rudal C-705, akan mengejar sisi kuantitas/ jumlah.Produsennya
pun beragam mencampurkan alutsista NATO dan Rusia.
KRI
Cakra dan Nanggala kita asumsikan saja dikategorikan seperti Frigate Van Speijk
Class, mengejar kekuatan strategis. Kapal Selam Chang Bogo kita asumsikan
mengejar kuantitas, seperti kapal-kapal cepat rudal.
Maka
untuk mengejar faktor kualitas seperti: Korvet Sigma dan Nakhoda Ragam serta
Frigate Sigma, TNI AL akan melengkapi armada kapal selamnya dengan jenis
Kilo. Cukup logis tampaknya asumsi ini.
Asumsi
ini diperkuat juga dengan pola produsen yang menyuplai alutsista Indonesia.Tiga
kapal selam Changbogo dari Korea Selatan merupakan buatan Asia berteknologi
NATO (Jerman). Dua KRI Cakra dan Nanggala juga buatan Jerman.
Jika
demikian, pilihan untuk kapal selam Kilo sangat masuk akal, karena berteknologi
Russia. Hal ini karena TNI kerap mencampurkan alutsita antara NATO dan Russia.Lebih
dari itu, sangat risakan jika TNI AL hanya mengandalkan kapal selam tua KRI
Cakra dan Nanggala, serta 3 Changbogo untuk operasi pertahanan. Daya gentarnya
sangat kecil. Lain halnya jika 5 kapal selam itu dicampur dengan dua kapal
selam Kilo Rusia. Apalagi yang dihadapi adalah kapal-kapal selam modern buatan
Barat/NATO: Scorpene dan Collins.
Karena
negara tetangga terdekat menggunakan kapal selam produk Barat/NATO, maka
semakin kuat dugaan Indonesia akan mendatangkan Kapal Selam Kilo buatan Rusia.Hal
ini terjadi di TNI AU. Untuk mengimbangi pesawat F-16 dan F/A 18 milik
tetangga, Indonesia mendatangkan SU-27 dan SU-30 buatan Rusia, melengkapi
armada F-16 RI yang telah ada.
Hal
lainnya adalah, negara-negara yang sedang membangun kekuatan militernya, hampir
selalu membeli alutsista dari negara-negara ternama, meski negara mereka mampu
membuat alutsista sendiri.
China
dan India telah mampu membuat pesawat dan kapal perang, namun tetap saja
membeli alutsista sejenis ke Rusia. Demikian pula dengan: Jepang, Korea Selatan
bahkan Israel, yang membelinya ke NATO/ Amerika Serikat.
Jadi
patut diduga gambar kepal selam Kilo 412 yang ada di kalender TNI AL, masih
disain semata, belum eksis. Semoga kapal selam Kilo Rusia itu memperkuat TNI AL
di akhir tahun 2013.
2 Comments
Kilo Class Project 636 sangat ditunggu2 oleh msayarakat indonesia yg menginginkan TNI Kuat secara kualitas dan kuantitas alutsistanya, masyarakat indonesia sangat antusias apabila sudah membicarakan alutsista yg sudah dan akan dimiliki indonesia, karna itu sudah menjadi kebanggaan bagi seluruh rakyat indonesia,,, TNI kuat maka rakyat indonesia akan mempunyai kewibawaan yg tinggi di mata negara lain khususnya kawasan regional negara ini yaitu Asia Pasific, semoga saja TNI mampu membeli dan mempunyai alutsista yg sangat strategis dimata dunia seperti Kapal selam Kilo, Kapal Selam Amur, pesawat SU-35, TU-160, pesawat IFX, pesawat angkut A400, Rudal S-300, Rudal Iskander, Kapal Destroyer, Kapal Penjelajah, Heli Serbu Apache, Heli Anti Kapal Selam, Heli serbu buatan DI, Satelit mata2, sistem perbatasan yg canggih menggunakan alat penjejak manusia disetiap patok, TNI kuat pasti ekonomi akan kuat karna kita bisa mengamankan strategis alam kita, nilai tukar rupiah kembalikan ke Rp.2500,-, sembako murah, penghasilan seluruh pegawai negri dan swasta benar2 sangat mencukupi dan bisa utk memakmurkan semua rakyat ... semoga
ReplyDeleteGak tahu berapa sebenarnya kapal selam TNI AL...apakah sdh punya kilo? Memang indonesia wajib/harus punya kasel kilo class minimal 3 biji.atau sangat bagus klo punya 5 biji.silahkan semua dirahasiakan yg penting punya dan lindungi kami rskyat indonesia dgn alutsista canggih srperti kadel kilo.
ReplyDelete