Beijing - Indonesia dan China menyepakati empat bidang dalam kerja sama
maritim, sebagai bagian dari nota kesepahaman kerja sama maritim kedua negara
pada Maret 2012.
Empat
bidang dalam kerja sama maritim kedua negara itu disepakati pada sidang pertama
Komisi Kerja Sama Maritim (Maritime Cooperation Commission/MCC) Indonesia-China
di Beijing, Kamis.
Wakil
Menteri Luar Negeri RI Wardana kepada ANTARA mengatakan keempat bidang kerja
sama itu, adalah penggantian alat bantu navigasi di sepanjang Selat Malaka yang
rusak karena tsunami Aceh pada 2006, dan pendirian pusat kelautan dan iklim
Indonesia-China.
Selain
itu, lanjut dia, Indonesia dan China juga menyepakati peningkatan daya mampu
dan pelatihan operator vessel traffic service (VTS) di Selat Lombok dan Selat
Sunda serta pembangunan KAMLASAT (satelit keamanan laut).
Ia
mengatakan,"seluruh proyek itu didanai oleh China, karena mereka sangat
komit untuk membantu sistem keamanan laut dan sangat berkepentingan untuk
keamanan jalur laut itu. Indonesia dapat memanfaatkan peluang itu untuk
meningkatkan daya mampu dan peralatan navigasi,".
Wardana
menambahkan empat bidang kerja sama yang disepakati itu merupakan bagian dari
sembilan bidang kerja sama yang dirumuskan kedua negara dalam kerja sama
maritim.
"Lima
bidang lainnya akan dibahas lebih lanjut dalam pertemuan kedua pihak mulai dari
tingkat teknis hingga pengambil kebijakan yakni Kementerian Luar Negeri dan
Kementerian Koordinasi Polhukam kedua negara," katanya.
Tentang
akan kapan kerja sama empat bidang yang telah disepakati mulai dilaksanakan, ia
mengatakan,"segera setelah sidang ini dilakukan, masing-masing pihak
segera melakukan koordinasi untuk menindaklanjuti kerja sama yang telah
disepakati,".
Dalam
sidang pertama Komisi Kerja sama Maritim Indonesia-China Indonesia dipimpin
Wakil Menlu Wardana dan China dipimpin Wakil Menlu Fu Ying.
Kerja
sama maritim itu merupakan salah satu kerja sama penting dari kemitraan
strategis yang disepakati kedua negara pada April 2005.
0 Comments