KAPAL SELAM INDONESIA KELAS ANJING KAMPUNG !

Jang bo go

Personil TNI umumnya gembira saat mendengar akan mendapatkan peralatan tempur baru. Rasa bangga itu meletup – letup di dada mereka. Tapi ketika pemerintah memutuskan untuk mendatangkan tiga kapal selam Changbogo U-209/1400 dari Korea, jajaran TNI AL langsung lemas.

“Yah…yang datang kapal selam kelas anjing kampung, padahal kita minta dibelikan anjing herder, kapal selam petarung”, ujar seorang Jenderal TNI AL.

“Apakah anda tidak ingin, armada tempur TNI AL bisa memukul musuh di negara asalnya, bukan hanya mutar-mutar di rumah (Indonesia), seperti anjing kampung”, tambahnya dengan kesal.

Sejak tahun 2008, TNI AL telah berencana mendatangkan dua kapal selam Kilo, buatan Rusia yang memang fenomenal. Bahkan Presiden Vladimir Putin, telah menyetujui kredit ekspor 1 miliar dolar AS.

Kapal Selam Kilo Rusia

Bergembiralah kru TNI AL saat itu. Kapal selam Kilo, memang memiliki daya deteren yang besar. Militer Australia sempat berkomentar, kapal selam Collins, tidak mampu menghadapi Kilo Indonesia, termasuk seluruh perangkat angkatan laut Australia.

Kilo (NATO) atau Project 877 Paltus dikenal sebagai kapal selam paling senyap di dunia. Jenis tercanggihnya, Project 636/Varshavyanka yang dibidik oleh TNI AL. Kapal selam kilo akan meningkatkan kewibawaan TNI AL di lautan.

Namun, impian itu hilang. Mereka harus menerima kenyataan, mendapatkan kapal selam kelas anjing kampung, Changbogo Type 209 Korea Selatan.

Pergeseran pembelian kapal selam Kilo ke Changbogo terjadi sejak Pemerintahan SBY mensyaratkan ada transfer teknologi dalam setiap pembelian alusista skala medium ke atas.

Rusia tidak bersedia melakukan transfer teknologi. Sementara Korea Selatan menawarkan, dua Changbogo akan dibangun di Korea dan satu lagi di Indonesia.


Kilo Class


Lahirnya Changbogo
Changbogo U-209/1400 (Preveze class) merupakan sepupu dari kapal selam RI, Cakra dan Nenggala yang telah beroperasi sejak tahun 80-an. Changbogo dibuat oleh Korea Selatan atas lisensi dari U-209/1200 Thyssen/Howaldtswerke-Deutsche Werft (HDW) Jerman yang diluncurkan tahun 1991.

Pada tahun 1987, Korea Selatan memesan 3 buah kapal selam dari Jerman. Satu kapal selam dikerjakan di galangan kapal Jerman, dua sisanya dikerjakan di Korea dengan semua sparepart didatangkan dari Jerman. Inilah awal lahirnya kemandirian Korea Selatan dalam membangun armada kapal selam.

Indonesia tampaknya meniru Korea Selatan dalam membangun industri pertahanan dalam negeri. Hampir seluruh perangkat angkatan bersenjata Korea Selatan, diproduksi sendiri.

Pada penandatangan kontrak dengan Daewoo Shipbuilding Marine Enginering (DSME), 20 Desember 2011, disebutkan dua kapal selam dibangun di Korea Selatan dengan melibatkan teknisi PT PAL. Sementara kapal selam ketiga dibangun di PT PAL Surabaya.

Kemampuan Changbogo
Dengan awak kapal 40 orang, Changbogo U-209/1400 dapat menyelam sampai kedalaman 250-300 m, membawa 14 torpedo dan 28 ranjau laut. Kecepatan di dalam air mencapai 21 knots dan di permukaan 11 knots.


Changbogo mampu beroperasi secara terus menerus selama 2 bulan. kapal selam ini memiliki sistem penangkal serangan torpedo yang disebut Torpedo Acoustic Counter Measures (TACM). Kapal ini juga dilengkapi sistem peluncuran rudal antikapal permukaan Harpoon, yang diluncurkan secara vertikal. Selain membawa torpedo konvensional tipe SUT (surface/underwater topedo), Changbogo juga bisa membawa torpedo kelas berat Hiu Putih yang dikembangkan Korsel.

Indonesia memang tidak boleh berpikir linier dengan membandingkan Changbogo atau Kilo. Kapal selam Changbogo bisa menjadi garang dan maut, jika Indonesia menghendakinya. TNI sedang mengupayakan Changbogo yang dibuat di Indonesia, dilengkapi AIP (Air Independent Propulsion), untuk menambah daya senyap salam.

Changbogo RI juga akan dipasang: integrasi sistem kontrol persenjataan, navigasi terkini, sistem penginderaannya dilengkapi passive towed array sonar, serta peluncur rudal vertikal (VLS) untuk rudal Yakhont. Changbogo U-209 yang dipesan TNI AL kabarnya diisi dengan jeroan U-214.

Kapal selam akan diserahkan kepada TNI AL secara bertahap: 2015, 2016 dan 2018. Pada tahun 2018 TNI AL telah memiliki 5 kapal selam, 2 kelas Cakra dan 3 kelas ChangBogo.


Serangan Kapal Selam Jerman ke Tanker Sekutu 1943


Berdikari
Jumlah minimum yang ditargetkan TNI AL untuk kapal selam adalah 14 kapal. Sementara idealnya 39 kapal selam. Kebutuhan ini hanya bisa dipenuhi jika Indonesia membeli kapal selam yang disertai alih teknologi dari asing, seperti kapal selam Changbogo. Tidak mungkin Indonesia membeli 14 (minimum)natau 39 kapal selam Kilo, karena akan bangkrut negeri ini, jika dilakukan.

Saat ini Indonesia tengah mengembangkan rudal balistik dengan teknologi VLS (Vertical Launching System). Jadi bukan mustahil, rudal tersebut bisa dipasang di kapal selam Changbogo RI.

Indonesia juga bisa belajar untuk menyerap teknologi IDAS (Interactive Defense and Attack System), rudal antipesawat jarak pendek untuk kapal selam.

Jika transfer teknologi itu berhasil, kapal selam Changbogo, akan berubah menjadi kapal selam petarung.

Post a Comment

0 Comments