Jet tempur berteknologi stealth (anti radar /
pelacakan) F/A-22 atau yang lebih dikenal dengan nama F-22 Raptor dikembangkan
untuk menggantikan jet tempur F-15 dan generasi jet tempur lainnya milik
Angkatan Udara AS (USAF). F-22 Raptor dikembangkan bersamaan dengan F-23 yang
merupakan saingannya dan juga salah satu dari jenis pesawat yang dioptimalkan
untuk jet tempur siluman. Keduanya pun dirancang memiliki kemampuan supercruise
yaitu mampu melesat dengan kecepatan supersonic tanpa afterburner. F/A-22
memiliki penampilan yang relatif konvensional dengan ekor kembar bersisi datar.
Mesin pesawat memiliki nozzle vektor pendorong dua dimensi. Untuk lebih
memaksimalkan teknologi stealth yang diterapkan, persenjataan disimpan di dalam
tubuh pesawat atau lebih menitik beratkan pada persenjataan internal.
F-22 Raptor pertama kali dioperasikan pada bulan
Desember 2005. Awalnya untuk digunakan oleh Angkatan Laut AS guna menggantikan
jet tempur F-14. F-22 memang pantas disebut sebagai jet tempur terbaik di dunia
karena dilengkapi dengan sensor yang prima sehingga pilot bisa memonitor kondisi
pesawat dan keadaan sekitar penerbangan dengan baik. Sistem persenjataan yang
melengkapinya bisa memastikan bahwa jet siluman ini yang memiliki kesempatan
pertama untuk menyerang dibandingkan dengan lawan.
Sensor pada F-22 memungkinkan pilot untuk
melacak, mengindentifikasi, dan menembak target sebelum kehadirannya terdeteksi
oleh lawan. Teknologi avionik yang sudah dikembangkan memungkinkan sistem
sensor pada F-22 dapat mengumpulkan, mengintegrasikan, dan menampilkan
informasi penting bagi pilot guna mempermudah operasi tempurnya.
Peningkatan kemampuan siluman (stealth) membuat
jet tempur ini secara signifikan menunjukkan kemampuannya dalam mengurangi
ancaman serangan berupa tembakan missil udara ke udara atau permukaan ke udara.
Kemampuan supercruise (melaju dengan kecepatan supersonik tanpa afterburner)
juga bisa memberikan efek kejut yang memberikan keuntungan taktis.
Kemampuan supercruise yang dimiliki F-22 Raptor
membuat pesawat ini memiliki daya jelajah yang lebih jauh dibandingkan jet
tempur berkecepatan supersonik lainnya. Sedangkan pada jet tempur lainnya harus
menggunakan afterburner untuk mencapai kecepatan supersonik sehingga cenderung
membuat pemakaian bahan bakar menjadi lebih boros dengan konskwensi jarak
jelajah terbang menjadi berkurang.
Selain itu, F-22 juga terbukti memiliki kemampuan
manuver yang sempurna. Pada kecepatan tinggi pesawat ini masih tetap bisa
melakukan manuver taktis yang prima. Kemampuan ini didukung oleh desain
aerodinamis yang maju sehingga bisa mengungguli pesawat musuh maupun kondisi
cuaca pada penerbangan.
Sejarah
Program ATF (Advanced Technology Fighter) yang
melahirkan F-22 Raptor dimulai pada bulan September 1983. Saat itu kontrak
pengembangan desain jet tempur siluman ini diberikan kepada 7 perusahaan. Pada
oktober 1986, kontrak pengembangan diberikan kepada dua konsorsium, salah
satunya terdiri dari perusahaan Lockheed (kontraktor utama), Boeing, dan
General Dynamics. Sementara konsorsium yang lain terdiri dari perusahaan
Northrop (kontraktor utama) dan McDonnel Douglas.
Desain pesawat yang dibuat oleh Northrop dan
McDonnel Douglas, sebuah jet tempur siluman yang diberi nama YF-23A, banyak
kalangan menjulukinya Black Widow II. Black Widow II diterbangkan pertama kali
pada 27 Agustus 1990. Kemudian menyusul desain pesawat hasil rancangan
Lockheed, Boeing, dan General Dynamics yang diberi nama YF-22A dengan julukan
yang terkenal Lightning II dan diterbangkan perdana pada tanggal 29 September
1990. Dan pada bulan April 1991, desain jet tempur YF-22A yang terpilih untuk
dikembangkan lebih lanjut.
Setelah terjadi pemangkasan anggaran untuk proyek
ini, membuat jet tempur F-22A buatan Lockheed dan Boeing (General Dynamics
telah menjual divisi tempurnya kepada Lockheed sejak Desember 1992) menjadi
lambat diproduksi. Hingga akhirnya dapat dioperasikan perdana pada tahun 2005.
Rencana awal akan diproduksi hingga 648 unit F-22 Raptor, tapi berkenaan dengan
pemotongan anggaran yang sudah terjadi, jet tempur siluman ini hanya diproduksi
sebanyak 339 unit.
Ada laporan yang berbeda mengenai pemberian nama
resmi untuk jet tempur F-22A. Untuk sementara pihak Pentagon menyebutnya dengan
nama "Superstar". Tapi beberapa kalangan di media bahkan sudah
memberinya nama "Rapier". Sementara itu, Chris Ridlon mewakili USAF
(Angkatan Udara AS) lebih memilih nama yang disebutkan oleh pabrikan Lockheed,
Lightning II. Dan akhirnya kita semua tahu bahwa jet tempur siluman super
canggih ini bernama Raptor…
Spesifikasi jet tempur siluman F-22 Raptor
SPESIFIKASI UMUM
Pembuat Lockheed
Martin dan Boeing
Jumlah Crew 1
Orang
Harga per Unit US$.360
juta
DIMENSI
Lebar Sayap 13,56
meter
Panjang Keseluruhan 18,92 meter
Tinggi Keseluruhan 5,08 meter
Luas Sayap 78
meter²
TENAGA PENGGERAK
Mesin Pendorong 2
Unit Pratt & Whitney F119-PW-100
Rasio Bypas 0.2:1
Daya Menengah 116
kN
Daya Tambahan 155
kN
BERAT
Operasional Kosong 14.375 kg
Bahan Bakar Internal 11.400 kg
Lepas Landas Normal 27.200 kg
Maksimum Lepas Landas 36.288 kg
Daya Angkat Sayap 470
kg/m²
KINERJA
Kecepatan Maksimum Mach 1,9 (beberapa sumber menyebut Mach 2,4)
Kecepatan Suprcruise Mach 1,6
Radius Tempur 1.400
kilometer
Jarak Jelajah Terbang 3.200 kilometer
Ceiling 18.000
meter
Dorongan / Berat 1.3
~ 1.4
Gaya Gravitasi Maksimum 9,5 g
PERSENJATAAN
Senapan Mesin 1
× M61A2 Vulcan 20 mm Gatling dengan 480 putaran
Misil Udara ke Udara 6 Unit AIM-120 AMRAAM, 2 Unit AIM-9 Sidewinder
Misil Udara ke Permukaan 2 Unit 1,000 lb JDAM atau 2 Unit 1.000 £ JDAM, 2 Unit Wind
Corrected Munitions Dispensers (WCMDs) atau 8 Unit 250 lb GBU-39 Small Diameter
Bombs
Keterangan Tambahan Diperkirakan kabin persenjataan internal dapat mengangkut
sekitar 907 kg bom atau rudal. Empat cantelan yang terpasang dibawah sayap
pesawat dapat digunakan untuk membawa senjata atau tanki bahan bakar tambahan
yang masing-masing memiliki kapasitas 2.267 kg, tapi dengan mengorbankan
kemampuan silumannya sebab benda-benda itu tidak anti radar / deteksi.
0 Comments