Pembuatan
Kapal PKR dari Belanda dan Kapal Selam dari Korea ditargetkan selesai 2016, setelah
itu PT PAL akan membuat unit lainnya (photo : Schelde)
SURABAYA: PT
PAL Indonesia (Persero) menyiapkan 150 teknisi ahli perkapalan untuk alih
teknologi
produksi kapal selam di Korea Selatan dan kapal perusak kawal rudal (PKR) di Belanda, menyusul dibuatnya kapal perang pesanan Kementerian Pertahanan di dua negara itu.
produksi kapal selam di Korea Selatan dan kapal perusak kawal rudal (PKR) di Belanda, menyusul dibuatnya kapal perang pesanan Kementerian Pertahanan di dua negara itu.
Proses alih
teknologi itu merupakan persiapan untuk membuat sendiri kapal selam pada
beberapa tahun mendatang, suatu upaya kemandirian industri pertahanan di dalam
negeri.
Direktur Utama
PT PAL Indonesia Muhamad Firmansyah Arifin mengatakan BUMN tersebut selama ini
telah banyak memproduksi berbagai jenis kapal perang untuk memenuhi kebutuhan
TNI AL seperti kapal patroli cepat, landing platform dock (LPD), kapal cepat
rudal (KCR), landing craft utility (LCU), landing craft vehicle personal
(LCVP).
Namun,
lanjutnya, sejauh ini PAL belum menguasai teknologi pembuatan kapal
selam, karena membutuhkan ilmu tinggi serta kesiapan SDM yang memiliki
kemampuan dalam menerima alih teknologi kapal perang tersebut.
“Kami akan
menyiapkan 300 teknisi untuk diseleksi menjadi 150 orang guna dikirim ke Korea
Selatan dalam keperluan alih teknologi pembuatan kapal selam. Dijadwalkan
penyeleksian itu rampung pada 2013,” ujarnya saat mendampingi Wakil Menteri
Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Selasa, 29 Mei 2012.
Kunjungan
tersebut dimaksudkan melihat pelaksanaan produksi sejumlah kapal perang
pesanan TNI AL di PAL Indonesia seperti 3 unit KCR, 2 unit kapal tunda 2400 HP
dan 4 unit LCU. Turut hadir dalam kunjungan tersebut Wakil Kepala Staf TNI AL
Laksdya TNI Marsetio dan Irjen Kementerian Pertahanan Laksdya TNI Sumartono.
Sjafrie
mengatakan PAL harus menyiapkan diri menjadi bagian dari industri pertahanan
yang mampu memproduksi alat utama sistem persenjataan (alutsista) berteknologi
tinggi, melalui proses alih teknologi dari negara lain.
Menurut dia,
Kementerian Pertahanan tengah melakukan pengadaan 2 unit kapal perusak kawal
rudal (PKR) yang dibuat di Belanda. Selain itu, 3 unit kapal selam, diantaranya
2 unit dibuat di Korea Selatan.
Dalam
kontrak pembuatan kapal perang di dua negara itu disepakati kerja sama alih
teknologi kepada kalangan teknisi ahli kapal perang asal Indonesia.
“Pembuatan
PKR di Belanda ditargetkan dapat dirampungkan pada 2016 mendatang,” ujarnya.
Dalam waktu
sama, diharapkan pembuatan kapal selam di Korea pun dapat rampung, kemudian
akan dibuat di dalam negeri. Dana yang disiapkan untuk pengadaan kapal perang
berteknologi tinggi itu disebutkan Rp150 triliun.
Muhamad
Firmansyah menyatakan kesiapannya menjadi lead inte_rwtor [bersama BUMN lain]
untuk pembangunan alutsista, dengan menyiapkan fasilitas bengkel terintegrasi.
“Kami
memiliki 2 graving dock, 2 floating dock dan shiplift sekaligus memiliki divisi
desain yang merancang kapal-kapal perang,” paparnya.(bas)
0 Comments