Untuk memperkuat keamanan Negara, TNI berencana
mendatangkan 12 helikopter tempur dari negara Eropa, sekaligus memperbarui alat
utama sistem senjata (Alutsista) Indonesia.
TNI juga membeli helikopter Apache dari Amerika
Serikat. “Kita juga akan membeli helicopter tempur jenis Apache yang harganya
Rp700 miliar per buah,” ujar Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI
Moeldoko, usai membuka Karya Bakti dan Bakti Sosial TNI di Kantor Bupati Kutai
Kartanegara, Kalimantan Timur.
Pembenahan alutsista TNI AD terus dilakukan dengan
dengan mendatangkan:Tank Leopard asal Jerman dan meriam penangkis udara.
Beberapa peralatan tempur yang ditungu kedatangannya antara lain: Tank Leopard
dan IFV Marder asal Jerman serta meriam 105/155 untuk Armed dari Korea dan
Perancis.
“TNI AD juga akan mendatangkan penangkis udara dari
Prancis maupun Inggris. Pada Oktober nanti diharapkan sebagian peralatan tempur
baru milik TNI AD sudah bisa kami tunjukan kepada masyarakat,” ujar KSAD. Saat
ini TNI AD telah memiliki sejumlah alat tempur modern seperti: meriam tempur
Gun Zur 2322, 3d Multi Beam Search Radar, Missile Lauchers Porpad serta Tank
Anoa 2.
Eurocopter AS 550 Fennec Multirole buatan Perancis.
AS 550 Fennec ?
Heli tempur dari Eropa tersebut kemungkinan
Eurocopter AS 550 Fennec buatan Perancis. Sebelumnya, di masa KSAD Jenderal
Pramono Edhie Prabowo, direncanakan untuk mendatangkan AS 550 Fennec multi-role
helicopter.
Mesti berbadan kecil dan single engine, namun varian
terbaru Eurocopter AS 550 Fennec sangat mematikan. Helokopter AS 550 C2
dilengkapi HeliTOW sighting system dan TOW anti-tank missiles. HeliTOW sight
ini, dipasang di atap helikopter untuk menyuplai: direct view optics, day and
night vision serta laser rangefinder.
Untuk persenjataan serang darat, AS 550 C2 Fennec
mengusung 7 misil x 2 roket launcher Forges de Zeebrugge atau 12 x 2 roket
launcher Thales Brandt 68mm. Fennec juga bisa membawa empat rudal anti-tank
seperti BGM-71 TOW atau anti-pesawat (air to air missile). Bahkan varian AS 555
SN, mengusung torpedo sebagai anti-submarine warfare.
Apakah eurocopter AS 550 Fennec yang akan dibeli ?.
Hal ini baru kemungkinan saja, karena Penerbad memang pernah merekomendasikan
helikopter ini sebagai pengganti bolkow 105 TNI AD yang sudah tua. Yang jelas
dari pernyataan KSAD Moeldoko di atas, mengisyaratkan bahwa pembelian helikopter
serang Apache Longbow semakin mendekati kenyataan.
1 Comments
Saran saya TNI A.D mending beli heli serang dr italia atau heli MI 35 M yg harga perunitnya sekitar 5,6 jt dollar amerika pd th 2010 yg harganya lebih murah berdasarkan situs : Saran saya TNI A.L utk adakan heli serang utk mendukung pasukan marinir dlm melakukan pengamanan memilih heli serang milik rusia MI 35 M yg harga per unitnya di th 2010 adalah 5, 65 juta dollar sudah termasuk persenjataan dan pelatihan bg para pilotnya berdasarkan sumber : http://www.jak-tv.com/index.php?modul=detailnews&catID=25&key=2207, lebih murah dibandingkan heli AH 64 D Long bow Apache sekitar 40-70 jt dollar untuk per unitnya. Dng harga sekitar 5,65 jt dollar, saran saya indonesia adakan 135 unit dng perhitungan di aceh dan sumatera serta pulau2 sekitar ditempatkan 25 heli, di kalimantan ditempatkan 22 heli, di sulawesi ditempatkan ditempatkan 20 unit, di gorontalo ditempatkan 6 unit, di papua ditempatkan 22 heli, di halmahera ditempatkan 5 unit, di NTT ditempatkan dikupang 10 unit, di rote 3 unit,di kalabahi Alor ditempatkan 4 unit, di NTB ditempatkan 10 unit, di bali ditempatkan 8 unit, sisanya ditempatkan dibagian utara dan selatan jawa.
ReplyDelete