KONFLIK SABAH HARUS DISELESAIKAN DENGAN SIKAP PERSUASIF DAN DIALOG

Jakarta, Aktual.co — Penyelesaian konflik berdarah antara pasukan keamanan Malaysia dengan kelompok bersenjata asal Kesultanan Sulu, Filipina, di Negara Bagian Sabah harus melalui jalur dialog, kata Direktur Eksekutif ASEAN Foundation Makarim Wibisono.

"Seluruh pihak perlu mengutamakan jalur dialog dan pendekatan persuasif dengan membuka diri untuk mendengar alasan dari pihak lawan karena isu sengketa wilayah Sabah antara Malaysia dengan Kesultanan Sulu sudah ada sebelum Negara Federasi Malaysia lahir," kata Makarim usai Forum Budaya Perdamaian Dalam Pandangan ASEAN di Jakarta, Kamis (14/3).

Menurut dia, kedua pihak perlu menghindari penyelesaian pertikaian melalui cara militer dan bisa melalui jalur legal atau hukum internasional.

Selain itu warga bekas Kesultanan Sulu di Sabah juga bisa mendirikan institusi yang bersifat inklusif agar suara demokrasi mereka bisa didengar oleh masyarakat internasional, kata Makarim.

"Hendaknya beban mengatasi konflik jangan semata-mata dibebankan kepada Ketua ASEAN, namun bagaimana masyarakat di wilayah tersebut bisa merasakan beban saudaranya yang terkena konflik agar bisa bersama-sama meredakan pertikaian," kata Makarim.

Hal itu, menurut Makarim, bisa dilakukan dengan mengirimkan tokoh pemuda yang netral dengan mengutamakan misi kemanusiaan ke wilayah konflik untuk memberi bantuan baik secara fisik maupun psikis.

Selain itu pemuda ASEAN juga diharapkan bisa mendirikan pasukan perdamaian ASEAN sebagai langkah damai menghentikan konflik.

"Kalau pemuda ASEAN yang melakukan inisiatif, maka reaksi akan lebih fleksibel daripada upaya yang dilakukan pihak pemerintahan semata karena pemuda sebagai masa depan bangsa di wilayah ini," kata Makarim.

Post a Comment

2 Comments

  1. Memang sebaiknya konflik Sabah diselesaikan dengan perundingan bukan dengan aksi kekerasan, komentar juga ya di blog saya myfamilylifestyle.blogspot.com

    ReplyDelete
  2. Anggota yg menjadi korban konflik sabah, shrnya diberikan bantuan utk menyembuhan trauma2 spychis yg telah dialami fihak korban dan dr ASEAN lah yg mulai mengirimkan dokter2 kesehatan. Baru diadakan perundingan antara kedua belah fihak yg menjadi konflik dan ASEAN sbg penengah yg netral utk menyelesaikan solusi kedua belah fihak.

    ReplyDelete