Jakarta - Fraksi Partai
Demokrat meminta Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengklarifikasi soal
penghentian sepihak proyek jet tempur Korean Fighter eXperiment (KFX) oleh
pihak Korea.
"Menhan perlu
klarifikasi semuanya, penyebab batalnya, dan kerugian kita gimana. Lalu solusi
dan penyelesaiannya bagaimana. Semua harus dijelaskan ke Komisi I. Gamblang dan
transparan," tegas Wakil Ketua Komisi I DPR dari PD, Ramadhan Pohan, di
Jakarta, Sabtu (2/3).
Hal itu penting dilaksanakan
supaya tak ada spekulasi yang menyimpang dan tak menjadi gosip simpang-siur.
Menurutnya, Menhan dan jajarannya harus menjaga agar publik puas terkait
munculnya masalah itu.
"Kami harap secepatnya
klarifikasi ini dilakukan Kemhan. Komisi I ingin memastikan tak sesenpun
terjadi kerugian negara di situ. Menhan harus anggap serius lah masalah
ini," tandas dia.
Sebelumnya, Wakil Ketua
Komisi I DPR, Tubagus Hasanuddin menyatakan proyek Pesawat Korean Fighter
Experiment (KFX) sudah dihentikan secara sepihak. Akibatnya, negara dirugikan
sekitar Rp 1,6 triliun dari uang yang sudah disetorkan ke proyek itu.
"Kami sudah mendapatkan
informasi, dalam beberapa hari belakangan ini, Pemerintah Korea Selatan sudah
membatalkan secara sepihak perjanjian pembuatan pesawat tempur KFX," kata
Hasanuddin.
Hasanuddin juga menyatakan
pemerintah belum pernah secara resmi membahas proyek itu dengan DPR.
Kerjasama Indonesia-Korea
Selatan untuk membangun pesawat supercanggih, yang dianggap jauh lebih canggih
dari pesawat tempur F-16, sudah bergulir sejak 2001.
Proyek itu dibiayai secara
bersama oleh Indonesia dan Korea Selatan, dengan pihak Indonesia diwajibkan
menyetor sekitar 20 persen dari total US$ 8 miliar yang dibutuhkan.
Seorang pejabat Kemhan pernah
menyatakan pemerintah sudah menganggarkan Rp 1,35 triliun untuk keperluan
proyek itu. Harapannya tahun ini akan ada lima prototipe pesawat tempur yang
sudah selesai.
Berita satu
0 Comments