Jenderal Marinir AS Joseph
Dunford mengambil alih misi militer yang dipimpin NATO di Afghanistan pada
upacara pergantian kepemimpinan di Kabul hari Minggu.
ISLAMABAD — Upacara
pergantian kepemimpinan itu dilakukan di markas besar Pasukan Bantuan Keamanan
Internasional NATO di Kabul dan dihadiri pejabat-pejabat asing dan petinggi
Afghanistan.
Jenderal Joseph Dunford
meyakinkan panglima Jenderal John Allen yang selesai masa tugasnya bahwa
koalisi itu akan terus memusatkan perhatian untuk menyelesaikan misinya di
Afghanistan.
“Saya akan berusaha
melanjutkan upaya ini dan mendukung rakyat Afghanistan sambil mereka meraih
kesempatan untuk masa depan yang lebih cerah. Hari ini kita mengucapkan selamat
jalan kepada panglima besar kita dan mengalihkan kepemimpinan. Tetapi hari ini
bukan hanya soal pergantian kepemimpinanm, tetapi juga tentang kesinambungan.
Yang tidak berubah adalah tekad koalisi ini,” ujar Dunford.
Jenderal Dunford diperkirakan
menjadi panglima terakhir koalisi ini yang dibentuk untuk menggempur
pemberontak Taliban di Afghanistan, sekarang memasuki tahun kesebelas. Panglima
Amerika itu akan mengawasi penarikan pasukan asing dari negara itu menjelang
Desember 2014, ketika misi tempur NATO berakhir.
Sebelumnya, panglima Jenderal
Allen, dalam pidatonya menyatakan optimisme bahwa pencapaian yang dibuat
Afghanistan pada dekade lalu telah menjadikan negara itu membuat kemajuan.
Ia menekankan peran pasukan
keamanan Afghanistan dalam mempertahankan pencapaian itu sambil mereka
menyerahkan tanggung jawab keamanan kepada Afghanistan menjelang pertengahan
tahun ini.
Jenderal Allen menegaskan,
“Pemberontak Taliban ini pada akhirnya akan dikalahkan oleh pasukan Afghanistan
yang kuat dan terlatih baik yang mulai bangkit hari ini…Pasukan Afghanistan
membela rakyat Afghanistan dan memungkinkan pemerintahan negara ini melayani
warganya. Ini adalah kemenangan. Seperti inilah namanya kemenangan.”
Merujuk kepada perang yang
dipicu oleh kekuatan-kekuatan besar yang dilakukan negara-negara kawasan di
Afghanistan, Jenderal Allen mengatakan negara yang dilanda perang itu bukan
lagi menjadi tempat persaingan. “Saya yakin dalam sepuluh tahun Afghanistan
tidak akan lagi menjadi tempat kekuatan-kekuatan besar yang bersaing dalam
kancah politik internasional. Saya yakin Afghanistan tidak akan lagi menjadi
tempat yang aman bagi teroris yang akan menekan rakyat di negara ini serta
menjadi momok dan gangguan dunia,” tegasnya lagi.
Presiden Aghanistan Hamid
Karzai tidak menghadiri upacara hari Minggu meski menerima undangan
0 Comments