KEPAK SAYAP matra udara
sangat layak berbangga dan bisa menepuk dada, dikala pemerintah memutuskan
membeli pesawat tempur taktis Super Tucano EMB-314/A-29B (kursi tandem) buatan
pabrik Embraer Brasil.
Pembelian ini tidak sebatas
untuk mengganti pesawat berciri khas berekor dua mirip gawang sepakbola OV-10 F
Bronco buatan North American Rockwell Amerika Serikat.
Kebanggaan pertama , adalah
modernisasi pesawat tempur benar-benar terlaksana dengan membeli pesawat yang
benar-benar baru, sebagai bagian dari pergantian pesawat tempur lainnya seperti
Hawk MK-53, F-16 dan F-5.
Kebanggaan kedua adalah, di
kawasan Asia, Indonesia adalah negara pertama sebagai pemilik Super Tucano.
Terlebih lagi, moncong Super Tucano dimodifikasi warna merah dengan warna dasar
doreng abu-abu mengingatkan pada kehandalan cocor merah sesuai tradisi skadron
sejak pesawat P-51 Mustang.
Sehingga sangatlah wajar,
dikala menjelang kedatangan pesawat dari Brasil itu, harap-harap cemas
menghitung hari dan jam lama perjalanan dari Sao Jose dos Campos melakukan ferry
flight melewati beberapa negara diantaranya kepulauan Canary, Maroko, Itali,
Mesir, Qatar, Oman, India,Thailand, Medan (lanud Suwondo), Jakarta (lanud Halim
Perdana Kusumah) dan Malang (Lanud Abdulrachman Saleh).
Decak kagum dan linangan air
mata di kalangan anggota dan istri anggota Skuadron 21 sebagai bentuk
kebanggaan, haru dan suka cita setelah skadron 21 vakum 4 - 5 tahun tidak ada
pesawat maupun penerbang setelah OV-10 dinyatakan grounded akibat musibah
beruntun. Skadron 21 dulu tempatnya OV-10 F Bronco, kini penggantinya, Super
Tucano berada disana.
Pesawat Super Tucano A-29B
buatan Empresa Braziliera de Aeronautica, Brazil dengan
baling-baling bermesin
tunggal Turboprop Pratt & Whitney PT6A-68C berdaya 1600 tenaga kuda, cocok
untuk misi operasi taktis dalam membantu pasukan di darat. Memiliki keunggulan
close air support udara ke darat dari jarak dekat. Memiliki kemampuan
menembakkan asap ke darat secara cepat untuk menunjukkan posisi musuh, pesawat
tempur taktis inipun berfungsi juga sebagai pesawat latih.
4 pesawat kini sudah di
pangkalan udara Abdulrachman Saleh Malang, secara bertahap akan datang lagi 4
pesawat dan terus bertambah hingga satu skuadron atau 16 pesawat.
Penambahan pilotpun terus
dilakukan, sementara pendampingan semasa awal di Indonesia, tetap dilakukan
oleh pilot dari Embrarer.
Saat datang ke Indonesia awal
September lalu, empat pesawat tersebut ditangani pilot dari Embraer sendiri
dengan awak para penerbang pabrik Embraer, yaitu Capt Carlos Alberto (Team
Leader)/Capt Almir Suman, Capt William Souza/Capt Carlos Eduardo, Capt Carlos
Moreira/Capt Marco Antonio, Capt Airon/Capt Eduardo Torres. Super Tucano nomor
ekor TT (Tempur Taktis)-3102 ZDH dengan captain pilot Manuel Rodrigues
mengawali landing di lanud Abdulrachman Saleh disusul TT-3101, TT-3103 dan
TT-3104.
Pelita online
0 Comments