Damaskus
- Militer Suriah melancarkan "pukulan mematikan" terhadap gerilyawan
bersenjata di pinggiran selatan Damaskus, sementara kerusuhan berlanjut di kamp
pengungsi Palestina, Yarmouk.
Tentara
Suriah, Rabu, melanjutkan operasinya di pinggiran Damaskus, Daraya.
Mereka
memburu "pelaku teror" dari Front An-Nusra, yang memiliki hubungan
dengan Al Qaida, kata kantor berita resmi Suriah, SANA, di tengah laporan bahwa
Daraya --ajang pertempuran sengit selama satu bulan belakangan-- akan
dibersihkan dari gerilyawan bersenjata dalam beberapa hari ke depan.
Militer
juga bentrok dengan anggota milisi bersenjata di kebun buah di pinggiran Douma,
kata SANA. Menurut SANA, kelompok
bersenjata telah menderita kerugian sangat besar.
Sementara
itu, Observatorium Suriah bagi Hak Asasi Manusia --kelompok oposisi yang
berpusat di London, mengatakan kerusuhan masih berkecamuk di kamp pengungsi
Palestina, Yarmouk, di Damaskus selatan.
Bentrokan
antara militer dan gerilyawan, katanya, terus terjadi di sekitar kamp itu,
setelah gerilyawan menyerbu dua hari sebelumnya, menguasainya dan membuat
banyak orang menyelamatkan diri ke tempat lain, demikian laporan Xinhua.
Bentrokan
di kamp Yarmouk meletus Jumat lalu (14/12), kata beberapa laporan. Rakyat masih
melarikan diri dari daerah tersebut karena khawatir terhadap gempuran militer
yang tak terelakkan.
Kamp
itu adalah tempat tinggal bagi sebanyak 160.000 pengungsi, dari sebanyak
500.000 pengungsi di negeri tersebut. Meski disebutkan untuk orang Palestina,
kamp tersebut juga menampung lebih dari 500.000 orang Suriah.
Pada
Rabu pagi, Presiden Palestina Mahmoud Abbas meminta bantuan internasional untuk
memulangkan pengungsi Palestina di Suriah kembali ke wilayah Palestina.
Abbas
mendesak Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon agar membantu menyelesaikan
masalah tersebut "guna menyelamatkan orang Palestina dari rasa sakit
akibat konflik berdarah itu".
0 Comments