Washington - Pentagon secara resmi telah memberitahu Kongres tentang rencana
untuk menjual empat pesawat pengintai tanpa awak Global Hawk kepada Korea
Selatan.
Kesepakatan
berdasarkan program Penjualan Militer Asing (FMS), jika disetujui akan bernilai
hingga 1,2 miliar dolar AS, demikian menurut Badan Kerja sama Pertahanan Keamanan
(DSCA) yang berafiliasi dengan Departemen Pertahanan, Senin.
Penjualan
ini mencakup empat pesawat RQ-4 Block 30 Global Hawk yang dilengkapi
kendali-pilot jarak jauh dengan Enhanced Integrated Sensor Suites (EISS),
peralatan terkait, suku cadang, pelatihan dan dukungan logistik, tambah DSCA.
Pemberitahuan
kepada Kongres adalah wajib bagi penjualan FMS. Kongres diperkirakan akan
menyetujui rencana tersebut, kata satu sumber diplomatik.
"Republik
Korea (Korea Selatan) membutuhkan pesawat intelijen berkemampuan pengintaian
untuk memikul tanggung jawab utama mengumpulkan bahan intelijen dari Komando
Pasukan Gabungan pimpinan Amerika Serikat pada tahun 2015," kata lembaga
itu dalam satu siaran pers.
Hal
itu mengacu pada langkah Seoul untuk mengambil alih kendali operasional masa
perang pasukannya dari Washington.
Militer
Korea Selatan telah lama berusaha untuk memperkenalkan kendaraan udara tak
berawak yang dibuat oleh Northrop Grumman yang berbasis di Virginia.
Pesawat
tak berawak Global Hawk membawa radar tembus-awan, kamera digital elektro-optik
resolusi tinggi dan sensor inframerah, yang memungkinkan untuk mendeteksi benda
panjang 30 centimeter saat terbang pada ketinggian 20 kilometer.
AS
tampaknya enggan untuk menjualnya kepada Korea Selatan, namun Washington telah
mengubah posisinya di tengah pemotongan anggaran pertahanan.
Militer
AS telah menurunkan pembelian Global Hawk, berkaitan dengan peningkatan
kebutuhan ekspor.
Para
kritikus mempertanyakan kemampuan Block 30 Global Hawk itu dibandingkan dengan
harganya. Mereka mengatakan versi Block 30 Global Hawk kurang mampu seperti
halnya pesawat tua Lockheed Martin, pesawat mata-mata U-2 yang berawak.
Angkatan
Udara AS berharap untuk membeli lebih pesawat Blok 40 yang lebih maju untuk
menggantikan Blok 30 sekarang ini, demikian laporan Kantor Berita Korsel,
Yonhap.
0 Comments