Senjata produksi Indonesia sesungguhnya sudah diakui dunia. Banyak negara yang membeli termasuk Irak, negeri 1001 malam yang masih bergolak sepeninggal Sadam Hussein. Proses penjajakan jual beli senjata dengan negeri itu sudah dimulai semenjak masa pendudukan Amerika berakhir pada 2003 lalu. Sesudah melewati proses yang panjang, Irak akhirnya memutuskan siap memborong senjata produksi Indonesia.
Kisah penjajakan jual beli senjata dengan Irak itu dituturkan Direktur Utama PT Pindad, Adik Afianto kepada VIVAnews.com. Komunikasi dengan pemerintah Irak, katanya, sudah berlangsung lama. "Komunikasi saat itu baru sebatas penjajakan tentang kerjasama berbagai hal," katanya. Adik menjadi Ketua Tim Koordinator Kerjasama Industri Pertahanan ini dengan Irak.
Puncak dari negosiasi itu adalah ketika Perdana Menteri Irak berkunjung ke Indonesia beberapa waktu lalu. Dia datang untuk memastikan penjajakan kerjasama itu. Sesudah itu negosiasi kemudian dilakukan di level teknis.
Adik dan timnya baru pulang dari Irak empat hari sebelum Lebaran kemarin.
"Alhamdulilah Irak serius dan tidak hanya dengan Pindad, melainkan dengan seluruh industri militer di Indonesia," kata Adik.
Irak memang berencana membeli alutsista dalam jumlah besar dari sejumlah industri strategis di Indonesia. Tidak hanya Pindad, tapi PT PAL Indonesia (Persero), PT Dirgantara Indonesia, serta beberapa sentra industri kemiliteran lain.
Berapa jumlah senjata yang akan diborong? Adik belum bisa mempublikasikannya. Tapi jenis senjata yang akan dibeli sudah ada dalam daftar. Adik sendiri yakin Irak akan berpaling ke Indonesia dalam hal kerjasama industri militer. (umi)
0 Comments