Foto sejarah TNI AU |
KEBERHASILAN
serangan udara di pagi hari yang dilaksanakan oleh para kadet penerbang
Sutardjo Sigit, Suharnoko Harbani dan Mulyono dan dibantu para penembak tanggal
29 Juli 1947 tersebut membawa nama harum dan kebahagiaan bagi angkatan udara.
"Namun
keberhasilan itu harus dibayar mahal dengan ditembaknya pesawat Dakota VT-CLT
yang membawa obat-obatan bantuan palang merah Malaya," ujar Kepala Staf
Angkatan Udara Marsekal TNI I.B. Putu Dunia dalam sambutannya yang dibacakan
Irup Kolonel Pnb Fajar di Taxy Way Echo Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta,
Senin, (29/7/2013).
Penembakan
yang dilakukan oleh pesawat pemburu Kitiy Hawk Belanda tersebut, jelas Kasau
mengakibatkan gugurnya para pelopor dan perintis angkatan udara yaitu Komodor
Udara Agustinus Adisucipto, Komodor Udara Prof. Dr. Abdulrahman Saleh dan Opsir
Muda Udara I Adisoemarmo dan peristiwa itu dijadikan Hari Bhakti TNI Angkatan
Udara yang diperingati setiap tahun. lanjut Kasau.
Sebagai
komponen bangsa, lanjut Kasau, dalam melanjutkan nilai-nilai Hari Bhakti TNI
Angkatan Udara tidak pernah ragu mengerahkan segenap kemampuan yang dimiliki
jika tugas bangsa dan negara memanggil,.
"Hal
ini terbukti dari operasi udara yang dilaksanakan TNI AU diberbagai operasi,
disamping itu TNI AU juga melaksanakan operasi Militer selain perang dan
bantuan kemanusiaan di dalam maupun di luar negeri," tambahnya.
Upacara
memperingati Hari Bakti TNI Angkatan Udara ke 66, yang diikuti para pejabat dan
anggota baik militer maupun PNS Dispotrudau, Koopsau I, Kodikau, Kohanudnas dan
Sekkau
Pelita online
0 Comments