Seoul -
Presiden Korea Selatan (Korsel) Lee Myung-Bak menggelar sidang darurat bidang
keamanan, Kamis, dengan memperingatkan bahwa Korea Utara (Korut) akan
menghadapi "konsekuensi serius" jika negara tetangganya itu melakukan
uji coba nuklir.
Sidang tersebut diikuti oleh
menteri pertahanan, kepala badan intelijen nasional serta penasehat keamanan
nasional.
Pernyataan yang dikeluarkan
setelah sidang menyebutkan bahwa Lee bersikeras untuk mengambil posisi
pertahanan yang diperkuat, dengan melihat Pyongyang yang jelas terlihat ingin
mengambil keuntungan dari transisi kepemimpinan di Korsel.
Jabatan Lee sebagai presiden
secara resmi akan beralih ke presiden yang baru terpilih, Park Geun-Hye, pada
25 Februari mendatang.
"Pemerintah mendesak
Korea Utara untuk segera menghentikan semua pernyataan dan tindakan provokatif
serta untuk mematuhi kewajiban internasional, termasuk resolusi-resolusi Dewan
Keamanan PBB," kata pernyataan itu.
"Jika Korea Utara salah
perhitungan dan kembali melakukan tindakan provokatif, Korut akan menghadapi
berbagai konsekuensi serius," tambahnya.
Korut sebelumnya mengancam
akan melakukan uji coba nuklirnya yang ketiga sebagai tanggapan terhadap
sanksi-sanksi yang dijatuhkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terhadap
Pyongyang karena peluncuran roket jarak jauh yang dilakukannya pada Desember
lalu.
Negara itu juga
memperingatkan bagi adanya "langkah-langkah balasan secara fisik"
terhadap Korea Selatan jika Seoul "secara langsung berpartisipasi"
dalam sanksi-sanksi PBB terhadap Korut.
Korut mengatakan bahwa
peluncuran roket ditujukan untuk misi ilmiah. Setelah Korea Utara meluncurkan
roket, Dewan Keamanan mengesahkan sebuah resolusi, yang memperluas sanksi bagi
Korut setelah negara itu melakukan uji coba nuklir pada tahun 2006 dan 20009.
0 Comments