SISTEM KESENJATAAN HARUS DIGARAP SERIUS BUMN STRATEGIS

Pada tingkat keperluan tertentu, Indonesia bisa mencukupkan sendiri keperluan sistem kesenjataannya dengan produksi dalam negeri. Menteri BUMN, Dahlan Iskan, menyarankan BUMN Industri Strategis lebih serius memanfaatkan peluang arsenal dari Kementerian Pertahanan.

"Ini momentum bagi BUMN Industri Strategis memenuhi pesanan-pesanan peralatan persenjataan dari TNI. Anggaran pemerintah tentang ini bisa mencapai Rp7 triliun. Ini harus dapat digarap BUMN," katanya, di Jakarta, Selasa.


Dia menyatakan itu pada penandatanganan nota kesepahaman penyelesaian permasalahan aset tanah antara TNI AU dengan PT DI, di kantornya.

Saat ini dan ke depan, BUMN Industri Strategis seperti mendapat darah baru karena kontrak pengadaan arsenal dari Kementerian Pertahanan sangat besar dan pengadaannya pun berjangka waktu panjang.

Khusus skema dan pola kerja sama pembiayaan, dia juga berharap BUMN Industri Strategis bisa bersinergi dengan perbankan nasional. "Silakan cari pinjaman dana," katanya.

PT PAL Indonesia sedang menyelesaikan produksi tiga unit kapal cepat rudal (KCR-60 meter), dan dua unit kapal tunda bertenaga 2.400 HP pesanan TNI AL. Pesanan senilai Rp400 miliar itu diselesaikan pada semester I 2013.

PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari, di Jakarta, mendapat kepercayaan membangun dua kapal perang landing ship tank (LST) atau kapal pengangkut tank pesanan TNI AL, dengan masa penyelesaian kontrak 22 bulan, atau ditargetkan selesai pada pertengahan 2014.

"PT DI juga demikian, mendapat kontrak pembuatan pesawat untuk TNI AU," ujarnya.

TNI AU memesan sembilan CN-295 hasil kerja sama dengan Airbus Military. Tiga unit akan selesai dan diserahkan pada 2012, sisanya bertahap pada 2013 dan 2014.

Tentang begitu banyak kepercayaan dari instansi militer Indonesia, dia berpesan singkat, "Jangan terlambat penyelesaiannya. Mutu harus dijaga."
 


Post a Comment

0 Comments