SURIAH AKAN BALAS SERANGAN ISRAEL

Genderang perang antara Suriah dan Iran versus Israel tampaknya mulai ditabuh setelah serangan udara Israeld dilaporkan menghantam pusat penelitian ilmiah militer di dekat Damaskus, Rabu (30/1/13). Suriah mengancam akan membalas serangan itu, sementara itu Iran juga mengaskan bahwa serangan tersebut akan berdampak terhadap kota Tel Aviv.

Menurut Hurritet Daily News, yang dilansir hari ini (1/2/13) Suriah dan Iran telah meningkatkan taruhan atas serangan udara Israel di dekat Damaskus itu. Suriah mengancam untuk membalasnya dan Hizbullah mengutuk serangan yang sangat langka itu.

Duta Besar Suriah untuk Lebanon Ali Abdul Karim Ali. Kamis (31/1) mengatakan Damaskus memiliki sebuah opsi dan kejutan untuk membalas".

Dubes Ali Abdul Karim  menambahkan bahwa ia tidak bisa memprediksi kapan pembalasan akan dilakukan, dan itu tergantung pihak berwenang untuk mempersiapkan respon apapun.

Kementerian Luar Negeri Suriah telah melaporkan secara resmi masalah ini kepada PBB meminta sebuah perjanjian tahun 1974 dengan tetangga (Israel : red) diabaikan karena negara secara resmi masih dalam keadaan perang, kantor berita Suriah SANA melaporkan dikutip Hurriyet Daily News.

Di Iran, kantor berita Fars mengutip Deputi Menteri Luar Negeri Hossein Amir Abdollahian mengatakan serangan di Suriah akan memiliki implikasi yang signifikan untuk kota Israel, Tel Aviv. Sebelumnya pada hari itu, Menteri Luar Negeri Iran Ali Akbar Salehi mengecam apa yang ia sebut "agresi brutal" Israel terhadap Suriah.

Seperti diberitakan sebelumnya, sebuah serangan udara Israel menghantam pusat penelitian militer di Jamraya, dekat Damaskus, pada 30 Januari dini hari. Pihak militer Suriah menyangkal laporan bahwa serangan itu menargetkan konvoi senjata di dekat perbatasan Lebanon.

Pesawat tempur Israel memasuki wilayah udara Suriah melalui Gunung Hermon di ketinggian rendah dan di bawah radar, kata sumber militer Suriah dalam sebuah pernyataan yang disiarkan media pemerintah.

Para pejabat AS mengatakan serangan udara Israel meluncur di dalam Suriah, menargetkan sebuah konvoi yang diyakini mengandung persenjataan yang ditujukan untuk Hizbullah. Militer Suriah membantah pengiriman tersebut dan mengatakan bahwa fasilitas penelitian ilmiah di luar Damaskus yang diserang.

Dalam kasus serangan udara dan cancaman balasan Suriah itu, pihak Israel tidak mau mengomentarinya.

"Kami, seperti yang Anda perhatikan, tidak membuat pernyataan apapun sama sekali. Kami tidak berkomentar karena itu merupakan suatu kebijakan politik  nasional, "kata Yigal Palmor, juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel kepada Hurriyet Daily News, Kamis (31/1) melalui telepon.

Menurut seorang komentator, serangan itu sangat mirip dengan ledakan fasilitas nuklir Suriah  tahun 2007, yang dipahami sebagai serangan Israel, tetapi tidak diakui dan tetap diam atas serangan itu.

Serangan udara Israel terhadap pusat penelitian ilmiah militer Suriah diprediksi akan semakin memperburuk situasi di kawasan.

"Hal ini menunjukkan sekali lagi bahwa situasi di Suriah kini telah menjadi rumit dan buruk, mengancam perdamaian regional dan internasional," kata Selçuk Unal, juru bicara Kementerian Luar Negeri Turki,  dalam  sebuah konferensi pers (31/1)

Pihak oposisi Suriah juga mengecam rezim Presiden Bashar al-Assad atas kegagalannya untuk mengambil tindakan. "Malu pada Anda, Rezim Bashar al-Assad, bahwa pesawat tempur Israel telah datang dan jet Anda hanya terfokus menghancurkan masjid dan universitas dan membunuh warga sipil," kata Ketua Koalisi Nasional Suriah, Moaz al-Khatib.

Sebagai sekutu Suriah, Rusia juag memperingatkan bahwa setiap serangan udara terhadap sekutunya Suriah "tidak dapat diterima," Kata Kementerian Luar Negeri Rusia prihatin.

"Jika informasi ini dikonfirmasi, maka kita berhadapan dengan serangan tak beralasan terhadap target yang terletak di wilayah suatu negara berdaulat, berani melanggar Piagam PBB dan tidak dapat diterima, tidak peduli motif yang digunakan untuk pembenaran," pihak Moskow menegaskan dalam sebuah pernyataan. (sumber : Hurriyet Daily News).

Post a Comment

0 Comments