LA FAYETTE SIAP GANTIKAN SIGMA


Light Fegat Sigma 10514
“Kapal yang mampu melaksanakan multi perang ini akan memberikan efek gentar bagi militer di dunia khususnya juga bagi militer di Asia,” ujar Menteri
Pertahanan Purnomo Yusgiantoro pada launching rencana pembangunan kapal perang Perusak Kepala Rudal (PKR) di Kantor Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Jakarta, baru-baru ini.

Launching PKR dihadiri Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso, Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Agus Suhartono, Menteri Riset dan Teknologi Suharna Surapranata, Wakil Menteri Pertahanan Letjen TNI Sjafrie Syamsoedin, Direktur Utama PT PAL Harsusanto dan Dirjen Pengelolaan Utang Departemen Keuangan Rahmat Widiyanto.
Menhan mengatakan, PKR akan menjadi kapal perang tempur terbesar dan pertama dibuat di Indonesia. Kapal yang memiliki panjang 105 meter dan berat 2.400 tons ini akan dibuat oleh PT PAL dengan menelan biaya 170 juta Euro.

“Pihak TNI AL telah mengajukan pengadaan satu kapal perang jenis PKR untuk permulaan kepada Kemenhan dan selanjutnya telah diproses melalui mekanisme yang ada dalam pengadaan alutsista TNI,” ujar Purnomo.



Namun berurusan dengan Negara Belanda sangatlah susah. Padahal Indonesia telah mereka jajah selama 350 Tahun. Harta benda Nusantara habis mereka kuras. Meski demikian Belanda tidak merasa bersalah dan tidak berupaya menolong negara yang pernah mereka jajah.

Hingga kini nasib pembuatan light fregat Sigma 10514 di PT PAL Surabaya, tidak jelas. Padahal pada bulan April 2010, pemerintah RI dan Belanda telah sepakat menandatangani pembuatan light fregat atau kapal perusak kawal rudal (PKR) Sigma 10514 yang ditargetkan selesai tahun 2014.

Untuk mendapatkan tanda tangan kerjasama dari Belanda itu, pemerintah Indonesia harus melakukan upaya yang alot dan berliku. Pada tahun 2004, Indonesia memesan 4 korvet sigma ke Belanda dengan imbalan dua korvet dibangun di Belanda dan dua lagi di Indonesia, untuk alih teknologi. Namun keinginan pemerintah Indonesia ditolak Belanda.

Indonesia terus mendesak. Perjanjian pun diubah. Keempat korvet dibangun di Damen Schelde Naval Shipbuilding (DSNS) Belanda dengan imbalan, Indonesia akan dibantu membangun Sigma 10514 atau Light Fregat.

Pemerintah Indonesia sepakat dan mengucurkan Rp 8 Triliun untuk 4 korvet Sigma.

Setelah selesai, Pemerintah menagih janji Belanda untuk pembuatan light fregat Sigma 10514 di Indonesia. Penandatanganan kerjasama dilakukan April 2010.

Spesikasi Light Fregat

Light fregat yang akan dibangun memiliki kemampuan: peperangan elektronika, peperangan anti udara, peperangan anti kapal selam, peperangan anti kapal permukaan dan bantuan tembakan kapal. Kapal itu dilengkapi Rudal SAM, SSM dan Rudal anti kapal selam.

Sesuai dengan namanya Sigma 10514, kapal ini memiliki panjang 105 dan lebar 14 meter. Dengan kedalaman kapal 8,8 meter dan didorong 4 mesin x 9.240 hp, kapal ini berkecepatan maksimal 30 knot dan kecepatan jelajah 18 knot. Kementerian Pertahanan mentargetkan pembuatan 10 unit kapal.

Namun setelah ditunggu tunggu, hingga tahun 2012 ini, light fregat Sigma yang dijanjikan, tidak juga dibangun di PT PAL Surabaya.

Ingkar Janji ?

Belanda seakan mengulur ngulur waktu dan berharap Sigma 10514 tetap dibangun di Belanda.
Direktur PT PAL Soewoko Kartanegara, menyatakan sampai saat ini prosesnya masih negoisasi. Rencananya blok utama kapal akan dibuat di Damen Schelde Naval Shipbuilding (DSNS) Belanda, sedangkan blok lainnya dibuat di Indonesia.

Jumlah personil yang akan dikirim ke Belanda juga menjadi persoalan.
PT PAL ingin mengirim 200 tenaga ahli ke Belanda, tapi belum mendapatkan restu.
Geram dengan tingkah pemerintah Belanda, Kementerian Pertahanan dan Mabes TNI menemui duta besar Belanda di Indonesia Tjeerd F. De Zwaan.

“Ya, kami meminta dukungan Belanda untuk lebih konsisten dalam supervisi pembangunan kapal tersebut, karena ada beberapa hal yang tidak bisa dikerjakan PT PAL,” ujar juru bicara TNI Laksamana Pertama TNI Iskandar Sitompul di Jakarta.
sigma maroko 2 Hilang Fregat Sigma, Datang La Fayette
Pemerintah terus menuntut niat baik Belanda, karena light fregat ini telah masuk dalam buku biru Dephan dan TNI yang harus direalisasikan.

Dalam rapat dengan Komisi 1 DPR tanggal 24 Januari 2012, Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro dan Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, menegaskan, fisik light fregat seharusnya mulai dibangun tahun 2012.15,8% dari akuisisi Alat Utama Sistem Senjata TNI Tahun Anggaran 2012, telah dialokasikan untuk pengembangan kapal Perusak Kawal Rudal (PKR), teknologi pesawat tempur KFX/ IFX, serta Canon.

Merasa capek berurusan dengan Belanda, PT PAL mulai mengembangkan Fregat Stealth kelas La Fayette, bekerjasama dengan Perancis dan Singapura.



Fregat La Fayette

”Sekarang Indonesia sudah membangun kapal perang modern sejenis fregat kelas La Fayette seperti yang dimiliki Singapura dan akan selesai dalam waktu empat tahun oleh PT PAL”, ujar Menteri Pertahanan 03/2012. Lights Fregat La Fayette digunakan oleh Perancis, Singapura, Arab Saudi dan Taiwan. Kapal ini lebih panjang dari Sigma 10514 Belanda. Panjang La Fayette 125 meter, lebar 15,4, didorong 4 mesin
diesel 21.000 tenaga kuda. La Fayette memiliki kecepatan maksimal 25 knots atau 46 km/ jam.
La Fayette 300x220 Hilang Fregat Sigma, Datang La Fayette

La Fayette bisa diinstal rudal canggih pertahanan udara Aster 15 serta Crotale CN2 CIWS. Kapal ini juga mampu mengangkut helikopter hingga 10 ton seperti Panther, NH 90 atau S-70B Seahawk yang membawa peluru anti kapal selam carry AM39 or AS15.

Fregat ini dibuat Perancis tahun 1998 dan mulai beroperasi tahun 2002. Ia dapat mengarungi laut non stop selama 50 hari.

Selain dari Perancis, baru baru ini Duta Besar Brasil dan Belarus menawarkan kerjasama pembuatan kapal perang ke Indonesia. Bagaimana dengan Belanda ?

sumber ; http://antasari.net/light-fregat-siap-gentarkan-militer-dunia/
              http://jakartagreater.com/2012/04/hilang-fregat-sigma-datang-la-fayette/

Post a Comment

0 Comments